~happy reading~Keesokan paginya, pintu gudang di buka oleh bi Sri atas perintah langsung dari Kevin. Sebenarnya saat bi Sri tau Bia dikunciin digudang, bi Sri ingin langsung membukakan pintu gudang. Namun, Kevin sudah mewanti-wanti bi Sri agar tidak dibukakan pindu gudang sampai pagi.
Ceklek
Pintu gudang terbuka, yang pertama kali bi Sri lihat adalah Bia yang tergelatak dilantai. "YaAllah, neng Bia" teriak bi Sri menghampiri Bia.
Bia membuka matanya perlahan. "Bia ta-kut bi" bi Sri mengangguk memeluk tubuh Bia.
"Neng Bia gak perlu takut lagi. Ada Bibi"
"Bi, Papah kenapa jahat sama. Bia?" Tanya Bia lemah.
"Papah gak jahat neng, Papah cuma butuh waktu untuk terima kenyataan ini semua" Bi Sri mengelus lembut surai hitam milik Bia.
"Berarti, kalau aku nunggu lebih lama lagi Papah bakalan sayang sama aku?" Bi Sri mengangguk.
"Pasti neng, pasti Papah akan sayang sama neng Bia suatu hari nanti" Bi Sri mengurai pelukkannya kepada Bia.
"Neng Bia yang kuat ya" Bia mengangguk lemah, setalah itu pingsan tak sadarkan diri membuat Bi Sri menjadi khawatir.
"YaAllah neng, bangun" Bi Sri menepuk pelan pipi Bia.
"Astaghfirlullah badannya panas" ucap Bi sri merasakan tubuh Bia yang panas.
Bi Sri membaringkan kembali Bia, setelah itu keluar gudang untuk memberi tau Kevin tentang keadaan Bia.
Bi Sri melihat keberadaan Kevin diruang keluarga, langsung saja menghampirinya. "Tuan, neng Bia pingsan digudang" beritau Bi Sri.
Kevin yang sedang membaca koran menutupnya karena mendengar suara Bi Sri. "Saya tidak perduli, kamu urus saja anak pembawa sial itu" ucap Kevin pergi begitu saja.
Melihat respon Kevin yang tidak perduli. membuat Bi Sri kembali kegudang untuk mencoba membopong Bia yang pingsan menuju kamar.
Dengan susah payah Bi Sri mengangkat tubuh Bia yang lemah. "Neng yang kuat"
•••
"Aarash" panggil gus Zafar berjalan masuk kendalem mencari kebearadaan Aarash.
Aarash yang dipanggil menghampiri gus Zafar. "Baba manggil Aarash?" Tanya Aarash.
Gus Zafar mengangguk. "Habis jatuh hm?" Tanya balik gus Zafar membuat Aarash meneguk salivanya susah payah.
"Jawab jujur, Baba tidak pernah mengajarkan kamu berbohong" Aarash hanya bisa mengangguk.
Laras yang mendengar pembicaraan gus Zafar dan Aarash menghampiri mereka. "Kenapa mas?" Tanya Laras.
"Mas tadi keparkiran, lihat motor Aarash banyak baret. Mas tanya dia habis jatuh" beritau gus Zafar. Laras melihat kearah Aarash membolak-balikkan tubuh Aarash.
"Ada yang luka, bang" Aarash menggeleng.
"Gak ada umma"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aarashbia [Hiatus]
Teen Fiction(SEQUEL ZAFAR) Aarash Abqari Saafir. pemuda tampan berwajah dingin, berperawakan tinggi, mempunyai rahang tegas, dan hafidz Qur'an. Siapa yang tak menyukai laki-laki yang bisa dibilang mendekati sempurna ini. termaksud, Quenca Leona Adeline. peremp...