~happy reading~Saat berjalan melewati koridor sekolah, teriakan Adel menghentikan langkah kaki Aarash begitu juga Bia yang berjalan didepan Aarash.
"Kenapa, Del?" Tanya Aarash.
Bia menatap Adel tidak suka. bagaimana tidak, Adel menatap Aarash dengan mata yang berbinar.
Adel menyodorkan paper bag kearah Aarash. "Aku buatin makanan kesukaan kamu, ikan nila saus asam manis" ucap Adel menampilkan senyum diwajahnya.
"Aarash gak suka ikan nila" ujar Bia ketus.
"Lo kalau gak tau mending diam aja deh. Ikan nila saus asam manis ini makanan kesukaan Aarash"
"Maaf, Del. Tapi yang dikatakan Bia tadi benar, gue gak suka ikan nila" bohong Aarash, jujur saja ikan nila asam manis adalah makanan kesukaannya. Tapi, demi menjaga perasaan perempuan yang ia cintai Aarash sedikit berbohong kepada Adel agar Adel juga menyadari bahwa dirinya tidak akan pernah bisa membalasan perasaan Adel.
"Jangan bohong Aarash, gue tau makanan kesukaan lo"
Aarash menghela nafas kasar. "Del, gue mohon jangan kasih gue apapun, karna gak akan gue terima. Gue gak mau ngasih harapan sama lo"
"Kalau itu yang lo mau, gue gak akan ngasih lo bekal lagi. Tapi jangan halangin gue untuk dapatin hati lo"
Bia yang sudah merasa panas memilih untuk pergi kekelas seorang diri. Namun, belum sempat Bia berjalan, tas bagian belakangnya ditarik oleh Aarash.
"Mau kemana, Bi?" Tanya Aarash.
"Mau kekelas" jawab Bia jutek setelah itu berjalan begitu saja meninggalkan Aarash.
"Gue duluan" Aarash pergi menyusul Bia yang belum terlalu jauh.
"Sebenarnya apa hubungan mereka? Kenapa Aarash peduli banget sama Bia?" Tanya Adel pada dirinya sendiri.
Bel masuk berbunyi, Siswa/Siswi masuk kekelas masing-masing memulai pembelajaran mereka.
Beda halnya dikelas Aarash, mereka diberitau oleh ketua kelas bahwa jam pertama hingga jam ketiga mereka jamkos karena guru yang mengajar sedang berhalangan hadir.
Sudah bisa tebak gimana keadaan saat kelas jamtos bukan? Ya, sangat rusuh dan heboh. Arkan yang sibuk bermain game, Adel yang sibuk mengajak Aarash bicara namun hanya Aarash jawab seperlunya saja karena ia sedang membaca kitab yang ia bawa dari ndalem. Hingga bunyi notif handpohenya mengalihkan tatapan Aarash.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aarashbia [Hiatus]
Teen Fiction(SEQUEL ZAFAR) Aarash Abqari Saafir. pemuda tampan berwajah dingin, berperawakan tinggi, mempunyai rahang tegas, dan hafidz Qur'an. Siapa yang tak menyukai laki-laki yang bisa dibilang mendekati sempurna ini. termaksud, Quenca Leona Adeline. peremp...