~happy reading~Malam harinya selepas sholat magrib di masjid, gus Zafar mencari keberadaan Arkan dindalem.
"Sayang, Arkan mana?" Tanya gus Zafar pada Laras.
"Dikamar mungkin, tadi habis sholat langsung masuk aja" jawab Laras.
"Abang, tolong panggilin Arkan dikamar" Aarash mengangguk berdiri dari duduknya berjalan menuju kamar Arkan.
Sesampainya didepan pintu kamar Arkan, Aarash hendak membuka pintu, tetapi dikunci dari dalam.
Tok
Tok
"Arkan keluar, Baba manggil lo" ucap Aarash dari luar.
"Gak mau gue keluar, kalau gue keluar pasti om Zafar nyuruh ngisi ceramah" teriak Arkan dari dalam kamar.
"Itu hukuman lo"
"Gue belum siap, gue gak tau mau ceramah apa"
"Lo pasti bisa, sekarang keluar dari kamar. Hitungan ketiga kalau lo gak keluar kamar, kamar lo gue dobrak" kesal Aarash.
"Tiga" ucap Aarash mulai menghitung.
"Dua"
"Hitungan ke satu kalau lo benar-benar gak mau keluar, gue dobrak pintu kamar lo. Lo tau gue gak pernah bercanda dengan ucapan gue"
"Sa--" belum sempat Aarash menyelesaikan hitungannya, Arkan lebih dulu membuka pintu kamarnya.
Arkan melihat kearah Aarash dengan wajah memelas. "Bantuin gue bujuk om Zafar biar hukumannya diganti"
"Gak, sekarang ayo ikut gue keruang tamu" Arkan menarik-narik tangan Aarash.
"Plis... bantuin gue kali ini aja" Aarash menatap Arkan jengah, tingkah Arkan kali ini persis seperti anak kecil.
"Untuk kali ini gue gak mau bantu" ucap Aarash melangkahkan kakinya menuju ruang tamu ndalem.
Dengan wajah pasrah Arkan berjalan dibelakang Aarash menuju ruang tamu ndalem.
"Arkannya mana Bang?" Tanya gus Zafar hanya melihat keberadaan Aarash.
Aarash menggeserkan badannya, barulah terlihat Arkan dengan wajah menatap gus Zafar memelas.
Laras yang melihat wajah Arkan rasanya ingin menyemburkan tawanya tetapi ia tahan.
"Om, ganti aja ya hukumannya" bujuk Arkan.
"Tidak bisa Arkan, itu hukuman sekaligus pembelajaran untuk kamu gimana rasanya ceramah didepan jamaah" ujar gus Zafar.
"Udah gakpapa, Aarash aja waktu itu bisa. Masa kamu enggak" ucap Laras.
"Masalahnya Arkan gak tau mau nyampain ceramah apa"
"Dari kemarin kamu gak nyari materinya?" Tanya gus Zafar yang mendapat gelengan kepala dari Arkan.
Gus Zafar menghela nafas kasar. "Kamu sampain apa yang sudah kamu pelajarin selama ini"
"Tapi om"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aarashbia [Hiatus]
Teen Fiction(SEQUEL ZAFAR) Aarash Abqari Saafir. pemuda tampan berwajah dingin, berperawakan tinggi, mempunyai rahang tegas, dan hafidz Qur'an. Siapa yang tak menyukai laki-laki yang bisa dibilang mendekati sempurna ini. termaksud, Quenca Leona Adeline. peremp...