7. Aarashbia

3K 319 20
                                    


~happy reading~

"Yuhuuu... Aarash ganteng" teriak Laras mencari keberadaan Aarash dikamarnya.

"Kemana tu bocah?" Tanya Laras pada dirinya sendiri, karena tidak melihat keberadaan Aarash dikamar.

"Aarash?"

"Iya, Umma" Laras berbalik kesumber suara, menatap putranya yang baru keluar dari kamar mandi tanpa kedip.

"Kedip Umma" Laras nyengir menatap Aarash yang geleng-geleng kepala melihatnya.

"MasyaAllah, anak Umma ganteng banget"

"Ummanya aja cantik, apalagi anaknya" Laras tersipu malu mendengar pujian yang diberikan oleh Aarash.

"Kamu diajarin Baba gombal ya" Aarash tersenyum berjalan menghampiri Laras.

"Umma selalu cantik dimata Aarash"

Plak

Laras memukul lengan Aarash lantaran salting mendengar ucapan Aarash.

"Jangan bikin umma salting, Aarash" Aarash terkekeh melihat tingkah ummanya.

"Sepertinya Aarash tau, kenapa Dhira kalau salting sering pukul Aarash"

"Kenapa, sayang?" Tanya Laras polos.

"Turunan umma, umma salting aja sering pukul Baba sama Aarash"

Laras mengelus-elus tangan Aarash yang tadi ia pukul. "Maaf, sayang. Umma kelepasan hehe..."

"Ditungguin dari tadi teryata lagi ketawa-ketawa" ujar gus Zafar yang baru masuk kekamar Aarash.

"Baba ngapain disini?" Tanya Aarash.

"Memangnya Baba gak boleh masuk kekamar anak, Baba?" Tanya balik gus Zafar.

"Boleh, tapi gak tepat waktunya. Aarash lagi mau berduaan sama umma" gus Zafar menatap Aarash tajam.

"Gak ada berdua-berduaan sama umma" gus Zafar menatap Laras. "Tadi mas minta tolong apa, sayang?" Laras menepuk jidatnya, baru teringat ucapan gus Zafar.

"Jangan ditepuk jidatnya, sayang" tegur gus Zafar.

Laras menatap gus Zafar cengengesan. "Maaf mas, Laras lupa bilang sama Aarash"

"Kenapa Ba?" Tanya Aarash.

"Kamu masih ada hukuman yang harus dijalanin" beritau gus Zafar.

"Hukuman Aarash apa, Ba"

"Gantikan Baba ceramah dimasjid Al-iman"

"Yang lain aja Ba. Aarash belum siap untuk ngisi ceramah. Ilmu Aarash belum cukup" tolak Aarash, merasa ilmu agamanya belum cukup untuk menyampaikan kepada orang lain.

"Baba percaya kamu bisa, Aarash"

"Tapi Ba--" belum sempat Aarash menyelesaikan ucapannya, gus Zafar lebih dulu memotong.

"Kamu tau hadist Imam ibnul Jauzi tentang menyebarkan ilmu?" Tanya gus Zafar yang mendapat anggukan kepala dari Aarash.

"Imam ibnul jauzi berkata. Barangsiapa yang senang amalnya tidak terputus setelah wafatnya, maka hendaklah ia menyebarkan ilmu" gus Zafar tersenyum memukul pundak Aarash.

Aarashbia [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang