31. Aarashbia

6.1K 402 131
                                    


~happy reading~

Pagi hari yang cerah ditemani dengan segelas kopi dan juga cemilan. Nikmat, itu lah yang Aarash rasakan karena semuanya adalah bikinan istri tercinta.

"Mau kemana hm?" Tanya Aarash melihat Bia hendak pergi.

"Mau bantuin mbak ndalem bersih-bersih" jawab Bia.

Aarash menarik pergelangan tangan Bia, hingga Bia terduduk disampingnya. "Sini aja temanin aku" ucap Aarash mendekap tubuh Bia.

Bia yang mendapat serangan mendadak, detak jantungnya berdebar dua kali lipat. Semenjak dirinya dan Aarash sudah sah menjadi suami istri, Aarash terus bersikap sangat manja dan Bia sangat menyukainya.

"A-Aarash lepasin pelukkannya" Aarash menggeleng menolak untuk melepaskan pelukkannya kepada Bia.

"Diminum dulu kopinya nanti keburu dingin"

"Iya sayang, nanti"

"Sekarang Aarash" dengan terpaksa Aarash melepaskan pelukannya terhadap Bia. Bia bernafas lega melihatnya.

"Bismillah" Aarash meminum kopi buatan Bia.

"MasyaAllah enak sekali kopi buatan kamu, sayang"

"Syukurlah kalau kamu suka, aku kira kamu gak akan suka kopi buatan aku"

"Apapun yang kamu buat pasti aku suka, ditambah..." ujar Aarash menggantungkan ucapannya.

"Ditambah...?" Tanya Bia yang merasa penasaran.

"Ditambah pakai cinta didalamnya" Bia memalingkan wajahnya kesembarang arah, agar Aarash tidak bisa melihat wajahnya yang memerah.

Aarash terkekeh melihat tingkah Bia, ditangkupnya kedua wajah Bia. "MasyaAllah lucunya humairaku"

"Humaira?" Tanya Bia.

Aarash mengangguk. "Yang artinya pipi kemerah-merahan. Panggilan kesayangan aku untuk Kamu"

"Apa kamu tidak punya panggilan kesayangan untuk aku? Tanya Aarash.

Bia nampak berpikir sejenak sebelum menjawab. "Gimana kalau om? Paman? Mas? Aa?" Tanya Bia meminta saran.

Wajah Aarash berubah menjadi masam mendengar ucapan Bia. "Saya serius, Bi"

"Kamu kan emang sudah seriusin aku"

"Gak tau ahh... saya ngambek" ucap Aarash membelakangi Bia.

Bia tertawa melihat wajah Aarash yang bibirnya sudah menekuk kebawah.

"Aarash" panggil Bia tetapi tidak mendapatkan respon.

"Aarash"

"Hubby" berhasil, Aarash berbalik menghadap Bia yang sedang menampilkan senyumnya.

"Kamu bilang apa tadi?" Tanya Aarash memastikan.

"Hubby" ulang Bia.

"Dalem, humaira" setelah mengatakan itu, Aarash menutupi wajahnya dengan bantalan sofa lantaran tidak bisa lagi menahan salting.

Aarash berdehem untuk menghilangkan rasa saltingnya mendengar ucapan Bia. "Kamu tau arti hubby?" Tanya Aarash yang mendapat anggukan kepala dari Bia.

"Cinta, arti dari hubby. Panggilan ini mungkin mewakili perasaan aku untuk kamu, bahwa aku cinta dan sayang dengan sesosok laki-laki yang sudah menerima aku dengan segala kekurangannya" jelas Bia.

Aarash menggenggam kedua tangan Bia. "Kamu sempurna dimata aku, gak ada kata kurang sama sekali. Justru aku harus berterimakasih, karena kamu sudah mau menerima lamaran aku waktu itu. Mungkin aku gak sebahagia sekarang saat aku dengan kamu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aarashbia [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang