15. Aarashbia

2.8K 319 23
                                    


~happy reading~

Aarash melajukan mobilnya menuju pantai yang tidak jauh dari rumah Bia. Sesampainya dipantai, Bia langsung keluar dari mobil dan berjalan mendekat kebibir pantai.

Setiap ada masalah dengan Kevin, Bia selalu pergi kepantai untuk menenangkan dirinya.

"Suka pantai?" Tanya Aarash yang berada disebelah Bia menatap lurus kedepan.

Bia menoleh sebentar kearah Aarash, setelah itu turut menatap lurus kedepan. "Suka banget"

Sedangkan Dhira dan Arkan, mereka bermain air tidak jauh dari posisi Bia dan Aarash.

"Kenapa pergi gak ngasih tau"

"Maaf, gue gak mau ngerepotin kalian lagi. Gue tadinya pulang cuma mau ngasih kejutan ke Papah, tapi lo bisa lihat sendiri gimana balasan Papah" beritau Bia.

"Lo gak pernah ngerepotin, Bi. Kalau ada apa-apa bilang ke gue, kalau gak Dhira atau Arkan. Mereka pasti bantu"

Bia mengangguk. "Gue mau ngucapin makasih sama lo, sama keluarga lo juga. Makasih udah mau nerima gue baik, gue senang rasanya. Tapi gue udah ngerasa gak kuat lagi hadapin semuanya. Gue kangen Mamah, gue mau ikut Mamah aja" Bia meneteskan air matanya mengingat betapa rindunya Bia terhadap sang Mamah yang sudah lebih dulu berpulang.

"Lo bisa Bi, lo bisa hadapin semuanya. Jangan pernah nyerah. Gue tau lo rindu sama Mamah, lo. Tapi, sekarang yang lo bisa cuma kirim doa ke Mamah. Biar Mamah lo tenang disana"

"Gue gak bosan bilang sama lo. Bertahan sedikit lebih lama lagi, agar kebahagian datang menghampiri lo"

"Tapi gue udah gak bisa, hati gue gak sekuat yang lo bayangi. Hati gue rapuh, rumah gue hancur. Gue gak punya rumah untuk berteduh, Aarash"

"Lo tau rumah yang gue maksud, bukan cuma bangunan dan tempat tinggal. Tapi isi dari rumah itu Aarash. Gue butuh teman cerita, gue butuh kasih sayang, gue butuh pelukan. Tapi gue gak pernah dapat itu sedikit pun dari gue kecil" Bia menunduk karena air matanya yang terus menerus mengalir deras.

Mata Aarash sudah berkaca-kaca karena mendengar ungkapan isi hati yang selama ini Bia rasakan. "Bi, gue mohon bertahan demi gue. Gue sayang sama lo. Tunggu gue jadi imam lo, gue pasti akan selalu buat lo bahagia. Gue yang akan jadi rumah lo, Bi" ucap Aarash tulus.

Bia diam tidak menjawab ucapan Aarash. Ia lebih memilih untuk menundukkan matanya. Agar Aarash tidak melihat dirinya yang sedang menangis. Walaupun begitu, Aarash juga tidak akan pernah melihat wajah Bia terang-terangan. Karena Aarash tau batasan antara lawan jenis.

"Tunggu sini, gue mau beli minun dulu" ucap Aarash yang mendapat anggukan kepala dari Bia.

Bia menatap kosong pantai didepannya, berjalan masuk kedalam air hingga berada dibagian cukup dalam.

Aarash yang datang dengan dua botol air minum, membulatkan matanya melihat Bia yang masuk kedalam air.

"BIA SADAR, KELUAR DARI SANA" teriak Aarash yang tak dihiraukan sama sekali oleh Bia.

Aarash mencari keberadaan Dhira dan Arkan, tetapi nihil. Mereka tidak ada.

Aarash membuang botol air minum yang tadi ia beli, berlari masuk kedalam air untuk menyelamatkan Bia.

Aarashbia [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang