~happy reading~Sepulang sekolah, Bia menunggu Dhira diparkiran sekolah. karena Dhira izin pergi ketoilet terlebih dahulu, tadinya Bia ingin menemani Dhira ketoilet. namun, Dhira menyuruhnya untuk menunggu diparkiran.
Bia yang melihat-lihat parkiran, matanya tidak sengaja melihat pada motor yang tadi pagi membuat bajunya menjadi kotor.
"Apa gue bilang, tu orang pasti satu SMA sama gue" mempunyai ide jahil, Bia mendekati motor sport dan mengempesin kedua ban motornya.
"Upss... gak sengaja" Bia terkekeh mendengar ucapannya sendiri.
"Bia lo ngapain berdiri disini?" Ucapan Dhira menganggetkan Bia karena takut rencananya akan ketahuan.
"Gakpapa, yaudah ayo kerumah lo"
"Tunggu Arkan bentar" Bia mengangguk sebagai jawaban.
"Lo sekolah naik apa?" Tanya Dhira.
"Naik sepeda"
"Lo gak takut diomongin sama anak-anak karena kesekolah naik sepeda?" Bia menggeleng sebagai jawaban.
"Untuk apa gue takut diomongin? Lagian kan gue gak ngerepotin mereka. Gue udah bersyukur masih punya kendaraan kesekolah" Dhira menatap Bia penuh kagum.
"Gak nyesel gue temanan sama lo"
"Nyil ayo pulang" ujar Arkan menghampiri Dhira.
"Lo pulang duluan aja, gue mau pesan taxi" ucap Dhira.
"Loh? Gak boleh lo naik taxi, gue ada ngapain naik taxi" marah Arkan.
"Gue mau kerja kelompok sama Bia di rumah, tapi Bia bawak sepeda. Jadi pesan taxi aja biar bisa sepedanya dimasukin" jelas Dhira.
"Yaudah sana pesan. Gue ikutin lo dari belakang, takut kalian nanti kenapa-napa" Dhira mengangguk memesak taxi melalui aplikasi online.
Beberapa menit menunggu, taxi yang mereka pesan sampai. "Mbak Dhira?"
"Iya pak. Pak sekalian tolong masukin sepedanya ya"
"Siap mbak"
Diperjalanan menuju pesantren Ar-rum, Arkan terus mengikuti dari belakang taxi yang ditumpangi Dhira dan Bia. Takut jika diperjalanan nanti akan terjadi apa-apa.
Sepuluh menit diperjalanan akhirnya mereka sampai digerbang pesantren Ar-rum.
"Mbak sepedanya" ucap supir taxi.
"Makasih ya pak" ujar Bia.
Bia memperhatikan sekeliling merasa heran kenapa Dhira berhenti didepan pesantren? Apakah Dhira tinggal didekat sini? Pikir Bia.
"Ayo masuk, kenapa ngelamun" ucap Dhira membuyarkan lamunan Bia.
"Eh iya"
"Sepedanya gakpapa taruk sini aja. Sekarang kita masuk kedalam" Bia mengangguk mengikuti langkah kaki Dhira yang entah membawanya kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aarashbia [Hiatus]
Teen Fiction(SEQUEL ZAFAR) Aarash Abqari Saafir. pemuda tampan berwajah dingin, berperawakan tinggi, mempunyai rahang tegas, dan hafidz Qur'an. Siapa yang tak menyukai laki-laki yang bisa dibilang mendekati sempurna ini. termaksud, Quenca Leona Adeline. peremp...