~happy reading~Malam harinya setelah selesai sholat magrib berjamaah dimasjid, Aarash ada jadwal untuk mengajar ngaji santri putri.
Soal Bia, Aarash masih mendiami Bia sedari mereka pulang kepesantren.
"Aarash" panggil Bia ketika melihat keberadaan Aarash.
Aarash hanya melihat sesaat, setelah itu langsung mengalihkan tatapannya dan berjalan menuju santri putri yang akan ia ajar.
Bia cemberut melihat Aarash yang masih marah kepada dirinya.
"Lo yang sabar aja bujuk Abang gue" beritau Dhira.
"Bukan Bia namanya kalau gak bisa bujuk Abang lo" setelah mengatakan itu, Bia pergi menghampiri Aarash.
"Bi, lo mau kemana? Hari ini bukan Abang gue yang ngajar kita" ujar Dhira melihat kepergian Bia.
Sesampainya didekat Aarash, Bia duduk disamping Aarash berjarak beberapa senti. Para Santri putri yang melihat keberanian Bia duduk disamping Aarash yang dikenal mereka sangatlah dingin dan cuek menatap Bia dengan pandangan meremehkan.
"Aarash" panggil Bia.
"Hmm" dehem Aarash yang masih fokus mengajar.
Bia mencebikkan bibirnya mendengar Aarash hanya menjawab panggilannya dengan deheman.
"Aarash, jangan diemin Bia. Bia gak suka"
"Janji deh gak ngulangi kayak tadi lagi"
"Diam Bi, saya lagi ngajar" ucap Aarash.
"Bia gak mau diem, kalau Aarash gak mau maafin"
"Mending kamu diem aja jangan kegatelan sama gus Aarash" ujar salah satu Santri putri yang diketahui bernama Sella.
Bia menatap Sella sinis. "Dih, lo jangan ikut campur urusan gue"
"Tapi saya memberitau kamu, kalau gus Aarash itu gak suka berdekatan dengan perempuan lain"
"Apa salahnya gue deketin calon suami sendiri" ucapan Bia mengalihkan tatapan mereka yang mendengar Bia mengatakan bahwa Aarash adalah calon suaminya. Begitu juga dengan Aarash terkejut mendengar ucapan Bia.
"Ma-maksud kamu?"
"Kurang jelas gue ngomong kalau Aarash calon suami gue? Jadi lo jangan suka sama calon gue, gue tau lo dari tadi ngelirik-lirik Aarash" Sella menunduk menahan malu karena ketahuan melihati Aarash diam-diam.
Dhira yang tak jauh duduknya dari Bia cekikikan mendengar ucapan Bia yang mengatakan Aarash calon suaminya.
"Zahbia Farhana Aiza" ucap Aarash memanggil nama Bia lengkap.
"Iya Zauji"
Blush
Wajah Aarash memerah bak kepiting rebus mendengat ucapan Bia yang lagi-lagi bisa membuatnya menjadi salah tingkah.
Bia menyemburkan tawanya melihat wajah Aarash memerah. "Aarash wajah lo merah banget" Aarash semakin menundukkan wajahnya.
"Diam Bi, kamu mau saya diamin kamu lagi?" Bia menggeleng keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aarashbia [Hiatus]
Teen Fiction(SEQUEL ZAFAR) Aarash Abqari Saafir. pemuda tampan berwajah dingin, berperawakan tinggi, mempunyai rahang tegas, dan hafidz Qur'an. Siapa yang tak menyukai laki-laki yang bisa dibilang mendekati sempurna ini. termaksud, Quenca Leona Adeline. peremp...