~happy reading~"Ini bukunya" ucap Aarash meminjamkan buku tugasnya kepada Adel.
"Makasih Aarash" antusias Adel dipinjamkan buku oleh Aarash.
"Hmm" Aarash berjalan duduk dibangkunya yang sudah terdapat Arkan yang sedang bermain game.
"Dari mana aja lo, gue yang sampai kelas duluan" tanya Arkan, matanya tak teralihkan sedikit pun dari game.
"Habis nganter Dhira" Arkan hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Aarash" panggil Adel, duduk di kursi depan Aarash yang masih kosong.
"Kenapa?"
"Gue boleh nanya gak? Gue kurang paham sama rumus ini" tanya Adel menunjuk rumus soal yang kurang ia pahami.
"Sorry, bukannya gue gak mau. Gue kurang nyaman dekat-dekat sama perempuan" Adel tersenyum kecut.
"Iya udah gakpapa"
Arkan mematikan handphonenya menatap Adel. "Sini, gue aja yang jelasin sama lo" tawar Arkan.
"Gak mau gue, emang lo bisa? Lo aja pasti nyontek kan sama Aarash" ujar Adel garang.
"Enak aja, gue ngerjain sendiri ya" Arkan menarik buku yang berada diatas lipatan tangan Adel. Namun, tanpa sengaja Arkan memegang tangan Adel.
Aarash yang melihatnya angkat bicara. "Tangan lo" ujar Aarash dingin.
Arkan langsung menjauhkan tangannya dari tangan Adel. "Kalau cemburu bilang" ucapan Arkan mampu membuat Adel tersipu malu.
"Gue gak cemburu" bantah Aarash.
"Gakpapa kok Aarash, kalau cemburu bilang aja" kekeh Adel.
Aarash membuang nafas kasar. "Adel, stop ngeharapin cinta gue. Gue gak mau bikin lo sakit hati nantinya"
Adel menggeleng. "Susah, gue udah cinta banget sama lo Aarash"
Arkan diam hanya mampu melihat perdebatan antara keduanya. Dirinya cukup tau masalah yang keduanya alami, cinta beda agama memang akan sulit untuk menyatu.
"Tapi gue gak bisa balas cinta lo, adel. Untuk tadi, gue bukannya cemburu Arkan kepegang tangan lo. Tapi, gue gak mau Arkan nanggung dosa karena megang tangan perempuan yang bukan mahramnya. Sekali pun itu gak sengaja" jelas Aarash.
Adel tersenyum hambar. "Gakpapa lo mau ngomong apa aja. Lo itu cinta pertama gue, gue akan berusaha untuk ngejar cinta pertama gue" setelah mengatakan itu, Adel kembali kemejanya.
Arkan memukul pundak Aarash. "Lo yang sabar aja"
•••
Bel istirahat berbunyi, waktunya Aarash dan Arkan untuk menghampiri Dhira kekelasnya.
Adel yang melihat Aarash dan Arkan hendak pergi keluar kelas. buru-buru Adel mengikuti mereka dari belakang.
Sepanjang koridor sekolah, Aarash dan Arkan menjadi pusat perhatian. Siapa yang tidak menyukai keduanya, bisa dikatakan mereka paket komplit. Sudah ganteng ditambah hafizh Qur'an.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aarashbia [Hiatus]
Dla nastolatków(SEQUEL ZAFAR) Aarash Abqari Saafir. pemuda tampan berwajah dingin, berperawakan tinggi, mempunyai rahang tegas, dan hafidz Qur'an. Siapa yang tak menyukai laki-laki yang bisa dibilang mendekati sempurna ini. termaksud, Quenca Leona Adeline. peremp...