~happy reading~Disinilah Bia dan Dhira berada, diparkiran sekolah menunggu Aarash dan Arkan yang tak kunjung datang.
"Abang lo kemana sih, Dhir?" Tanya Bia yang sudah merasakan pegal dikakinya karena menunggu Aarash.
"Gak tau gue kemana, paling sih lagi ngasih arahan untuk pertandingan basket besok" jawab Dhira.
"Aarash udah lama ikut basket?" Dhira mengangguk.
"Abang gue udah suka basket dari kecil, setiap ada kegiatan basket juga pasti ikut. Dari SMP sampai SMA kepilih jadi kapten basket" beritau Dhira
"Pasti banyak roti sobek" gumam Bia yang masih bisa didengar Dhira.
"Gue masih dengar, Bi"
Bia cengengesan melihat Dhira. "Kalau mau lihat tunggu halal aja, bisa megang lagi" ucap Dhira.
Mendengar ucapan Dhira, wajah Bia memerah bak kepiting rebus. "Istighfar Bi, lo pasti lagi ngayal megang roti sobek Abang gue kan"
"Gak pernah ak ngayal gitu"
"Tapi wajah lo merah banget" Bia langsung memalingkan wajahnya kesembarang arah agar Dhira tidak bisa melihat wajahnya yang memerah.
"Aduh perut gue sakit banget" ucap Dhira merasakan perutnya tiba-tiba sakit.
Mendengar rintihan Dhira, Bia langsung menatap Dhira khawatir. "Lo kenapa"
"Ada panggilan alam, lo tunggu sini dulu" setelah mengatakan itu Dhira lari terbirit-birit untuk memenuhi panggilan alam.
Bia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Dhira. Bia kira terjadi sesuatu kepada Dhira, nyatanya Dhira sedang mendapat panggilan alam.
"Bia bisa kita bicara?" Tanya seseorang yang menghampiri Bia.
Bia menatap kesumber suara. "Boleh, kamu teman sekelasnya Aarash kan?" Tanya Bia memastikan yang mendapat anggukan kepala.
"Iya, gue Adel" ya perempuan itu adalah Adel yang ingin membicarakan suatu hal berdua dengan Bia.
"Mau bicara apa?" Tanya Bia.
"Lo punya hubungan apa sama Aarash?" Tanya balik Adel.
Bia mengerutkan keningnya bingung, kenapa tiba-tiba Adel menanyakan hal itu kepadanya. "Hubungannya sama lo emang apa"
"Gue gak suka lihat Aarash deket sama lo, apalagi sampai perhatian ke lo. Aarash itu cuma punya gue"
"Emang lo pacar Aarash?" Adel terdiam tidak mampu menjawab pertanyaan Bia.
"Kenapa diem? Lo bukan siapa-siapa Aarash kan? Jadi lo gak berhak ngatur-ngatur Aarash untuk dekat sama siapa aja. Aarash juga pernah bilang sama gue kalau dia gak mau pacaran"
"Asal lo tau ya, gue suka sama Aarash dari awal kita ketemu. Jadi buat lo mending jauh-jauh dari Aarash"
"Kalau gue gak mau gimana? Aarash juga lebih suka gue dari pada lo. Lo gak tau aja Aarash mau nikahi gue" mendengar ucapan terakhir Bia, Adel mengepalkan tangannya hingga kuku-kuku jarinya memutih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aarashbia [Hiatus]
Teen Fiction(SEQUEL ZAFAR) Aarash Abqari Saafir. pemuda tampan berwajah dingin, berperawakan tinggi, mempunyai rahang tegas, dan hafidz Qur'an. Siapa yang tak menyukai laki-laki yang bisa dibilang mendekati sempurna ini. termaksud, Quenca Leona Adeline. peremp...