~happy reading~Bel keluar main kedua, sudah berbunyi lima menit yang lalu. Tetapi Bia dan Dhira baru memutuskan untuk keluar pergi menuju kantin.
"Dhir, Abang lo kemana tumben gak nyamperin?" Tanya Bia.
Dhira mengedikkan bahu tidak tau. "Mungkin lagi ada urusan" Bia hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Yaudah, ayo kekantin. Laper nih gue" ajak Dhira yang menarik lengan Bia berjalan menuju kantin.
Saat berjalan melewati koridor sekolah, Bia melihat punggung tegap Aarash. Langsung saja Bia teriak memanggil Aarash.
"ZAUJI" teriak Bia berlari mendekati Aarash meninggalkan Dhira begitu saja.
Aarash yang mengenali suara dan panggilan tersebut berhenti berjalan diikuti Arkan. "Ngapain berhenti jalan?" Tanya Arkan.
Belum sempat Aarash menjawab pertanyaan Arkan. Suara Bia lebih dulu terdengar.
"Zauji mau kemana?" Tanya Bia ketika sudah berada didekat Aarash.
Sedangkan Arkan melongo tidak percaya mendengar ucapan Bia yang memanggil Aarash, Zauji.
Dhira sendiri ingin menyemburkan tawanya melihat wajah Arkan yang menurutnya sangat jelek.
"Mau ada rapat sama anak basket" jawab Aarash.
"Rapat mulu lo Zauji"
"Bentar-bentar, lo kenapa panggil Arkan Zauji" potong Arkan yang ingin minta penjelasan kenapa Bia manggil Aarash dengan panggilan Zauji.
"Itu panggilan gue ke Aarash. Aarash juga punya panggilan ke gue, zaujati" beritau Bia.
Arkan semakit Bingung, apa Bia tidak tau artinya sehingga ia pd memanggil dengan panggilan tersebut.
"Lo emang tau arti Zaujati?" Tanya Arkan yang mendapat anggukan kepala langsung dari Bia.
Sedangkan Aarash dan Dhira hanya tersenyum-senyum sendiri.
"Artinya cantikkan?"
"Ini gue belajar agama dari kecil baru tau arti Zaujati, cantik"
"Loh? Kalau bukan cantik apa? Kemarin Aarash ngasih tau kalau artinya cantik" Arkan menatap Aarash yang sedang tertunduk dengan tersenyum.
"Lo punya hp kan? Coba lo cari tau artinya apa" beritau Arkan.
Bia mengikuti ucapan Arkan mencari arti dari Zauji dan Zaujati. Ketika sudah tau, Bia membulatkan matanya.
"AARASH DHIRA" teriak Bia ketika sudah mengetahui arti Zauji dan Zaujati.
Dhira cengengesan melihat Bia. "Hehe... maaf, Bia"
"Nikah dulu Bi, baru manggil Zauji" ejek Arkan.
"Gue udah ingetin tadi pagi, takut lo malu. Tapi lo suka gue panggil Zaujati. Kalau lo mau gue bisa panggil lo itu setiap harinya, asalkan..."
"STOP" ujar Bia memotong ucapan Aarash karena terlanjur malu.
"Kenapa Zaujati?" Tanya Aarash berlagak tidak tau.
"Jangan panggil gue gitu!!!" Setelah mengatakan itu Bia pergi begitu saja karena dirinya sudah terlanjur malu.
Aarash yang melihat kepergian Bia terkekeh karena merasa lucu melihat tingkah Bia.
"Dhira pergi nyusul Bia dulu Bang" ujar Dhira yang mendapat anggukan kepala dari Aarash.
"Semenjak kapan lo suka ngerjain anak orang?" Tanya Arkan karena dirinya baru melihat Aarash mengerjai orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aarashbia [Hiatus]
Novela Juvenil(SEQUEL ZAFAR) Aarash Abqari Saafir. pemuda tampan berwajah dingin, berperawakan tinggi, mempunyai rahang tegas, dan hafidz Qur'an. Siapa yang tak menyukai laki-laki yang bisa dibilang mendekati sempurna ini. termaksud, Quenca Leona Adeline. peremp...