~happy reading~"Tawaran yang waktu itu masih berlaku?" Tanya Bia.
"Tawaran yang mana?" Mendengar ucapan Aarash, Bia merasa kesal. Kenapa diwaktu seperti ini justru Aarash sangat lemot.
"Tawaran lo yang mau ngelamar gue"
"MASIH" ucap Aarash semangat.
"Bismillah gue bersedia terima lamaran lo" ujar Bia yakin.
Hening beberapa saat, karena tidak ada tanggapan dari Aarash. Bia berdiri dari duduknya untuk menghampiri Aarash dibalik pohon.
"Aarash" Panggil Bia yang masih tidak ada respon.
Saat Bia berada dibalik pohon, dirinya tidak menemukan keberadaan Aarash sama sekali. "Loh kemana tu orang" heran Bia.
Bia menghela nafas kasar. "Jadi Aarash gak dengar dong ucapan gue tadi" ujar Bia tertunduk lesu karena sudah susah payah ia mengatakan bahwa dirinya bersedia menerima lamaran Aarash.
Bia memutuskan untuk balik kendalem membersihkan tubuhnya yang sudah terasa sangat lengket.
Dilain sisi, setelah mendengar ucapan Bia yang menerima lamarannya. Aarash langsung berlari menuju ndalem untuk memberi tau gus Zafar dan Laras.
"Baba Umma" panggil Aarash mencari keberadaan orang tuanya.
"Kenapa Bang?" Tanya Laras yang berada diruang tamu.
Aarash berjalan menghampiri gus Zafar dan duduk disampingnya. "Baba Umma ayo pergi" ajak Aarash.
"Kemana Bang?" Tanya gus Zafar heran.
"Lamarin Bia untuk Abang sekarang"
"Jangan bercanda Bang, emang Bia mau sama Abang?" Ejek Laras.
"Umma" rengek Aarash mendengar ucapan Laras.
"Coba Umma tanya sendiri aja sama orangnya" ujar Aarash melihat kehadiran Bia yang baru masuk ndalem.
"Benar sayang, kamu terima lamaran Aarash?" Tanya Laras memastikan.
Bia tersipu malu mendapat pertanyaan itu dari Laras. "InsyaAllah Bia bersedia, Umma"
"Baba sama Umma sudah dengar sendiri kan, jadi ayo kerumah Bia lamarin Bia untuk Abang" rengek Aarash.
"Kalau perlu nikahin Abang sekarang juga, Abang ikhlas"
Gus Zafar tersenyum menatap Aarash, dirinya menjadi teringat saat pertama kali Laras menerima lamarannya, sama seperti Aarash yang langsung meminta kepada Abi Mansyur untuk menikahkan mereka.
"Bia duduk dulu, Nak" Bia mengangguk menuruti ucapan gus Zafar.
"Jadi, Bia mau menikah sama anak Baba yang manja, ngeselin ini? Apa Bia bersedia menerima semua kekurangan dan kelebihan pada diri Aarash?" Tanya gus Zafar.
Bia mengangguk. "Bia mau menikah sama Aarash, Ba. Bia juga menerima semua kekurangan dan kelebihan Aarash, karena Aarash pun begitu sama Bia. Aarash mau menerima kekurangan Bia yang baru belajar mengaji padahal Aarash seorang hafidz quran tapi Aarash menerima Bia apa adanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aarashbia [Hiatus]
Teen Fiction(SEQUEL ZAFAR) Aarash Abqari Saafir. pemuda tampan berwajah dingin, berperawakan tinggi, mempunyai rahang tegas, dan hafidz Qur'an. Siapa yang tak menyukai laki-laki yang bisa dibilang mendekati sempurna ini. termaksud, Quenca Leona Adeline. peremp...