~happy reading~"Gimana Umma?" Tanya Aarash ketika Laras keluar dari kamar Dhira.
"Baru aja tidur sama Dhira" beritau Laras.
Tadi, setelah sampai dipesantren. Laras kaget melihat Bia kembali dengan keadaan kacau dan wajah yang dipenuhi dengan air mata.
Setelah diceritakan dengan Dhira, Laras mengerti masalah apa yang sedang dialami oleh Bia.
Laras membuang nafas kasar. "Abang ikut Umma bentar yuk" ajak Laras yang mendapat anggukan kepala dari Aarash.
Laras membawa Aarash keteras ndalem untuk membicarakan suatu hal. "Abang, Umma mau bicara"
"Bicara apa Umma?" Tanya Aarash.
Laras menatap Putra pertamanya dalam. "Abang tau kan, kehidupan Bia gimana? Bia udah gak punya Mamah. Ditambah Papahnya yang memperlakukan Bia semena-mena. Umma tau apa yang dirasakan Bia, karna Umma pernah mengalaminya, Abang tau itukan?" Aarash mengangguk sebagai jawaban.
"Umma mau nanya Abang serius. Abang beneran cinta, sayang sama, Bia? Kalau Abang cuma penasaran sama Bia, lebih baik Abang kubur rasa penasaran Abang. Karena Umma gak mau lihat Bia sedih lagi"
"Abang sayang dan cinta sama Bia, Umma. Abang gak pernah berpikir bahwa Abang penasaran. Abang tulus sayang dan cinta sama Bia, karena Allah. Saat lihat Bia nangis seperti tadi, dada Abang sesak lihatnya, Umma. Abang ingin menghapus air mata Bia, tapi Abang gak bisa"
"Sakit Umma, lihat orang yang Abang cintai menangis seperti tadi" lirih Aarash.
Laras memegang pundak Aarash. "Kalau Abang benar-benar cinta Bia, Umma harap Abang bisa membahagiakan, Bia. Jangan biarkan setetes air mata keluar dari mata Bia"
Aarash mengambil tangan Laras yang berada dipundaknya untuk ia genggam. "Abang janji, Umma. Jika Abang melanggar janji Abang, Umma bisa benci sama Abang"
Laras tersenyum kearah Aarash. "Umma percaya kamu"
•••
Pukul setengah tujuh pagi, mobil yang dikendarain Aarash sudah berada diparkiran sekolah. Hari ini dan seterusnya mungkin Aarash akan membawa mobil kesekolah, untuk membawa dua bidadari yang berharga dihidupnya.
Siswi yang melihat Aarash keluar dari mobil dengan menggunakan kaca mata hitam menatap Aarash penuh akan kekaguman.
Aarash berjalan memutar untuk membukakan pintu mobil. "Makasih Abang sayang" ujar Dhira
"AARASH" teriak seorang perempuan yang tak lain adalah Adel yang menghampiri Aarash.
Aarash hanya diam tidak mau menanggapi panggilan Adel.
"Hay Aarash" sapa Adel yang mendapat deheman dari Aarash.
Setelah Bia turun dari mobil, Aarash langsung menutup pintu mobil. Membuat Adel yang melihat keberadaan Bia menjadi heran.
"Lo murid baru kemarin kan?" Tanya Adel yang mendapat anggukan kepala dari Bia.
"Lo kenapa ada dimana-mana sih, Del" kesal Dhira karena melihat Adel.
"Ya karena disini ada Aarash udah pasti ada Adel" cengir Adel.
"Gue duluan ya" ucap Bia pergi begitu saja karena merasa sedang tidak mood sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aarashbia [Hiatus]
Fiksi Remaja(SEQUEL ZAFAR) Aarash Abqari Saafir. pemuda tampan berwajah dingin, berperawakan tinggi, mempunyai rahang tegas, dan hafidz Qur'an. Siapa yang tak menyukai laki-laki yang bisa dibilang mendekati sempurna ini. termaksud, Quenca Leona Adeline. peremp...