HI EVERYONE, SELAMAT DATANG DICERITA PERTAMAKU!
Pertama dan utama untuk aku nulis cerita ini. Semoga kalian suka dan terus mengikuti jejak SASKARA!
✧ Happy reading ✧
"DEMI APA? eh." ia membekap mulutnya saat merasa dirinya sudah berlebihan.
"Demi apa, dia chat gue?" Kara tidak henti-hentinya tersenyum dan menampakkan giginya.
"Tenang kara, tenang." dia menarik nafas dan menghembuskannya.
"Lo harus tenang, Lo harus bersikap cuek ke dia, Lo harus cool." Kemudian Kara membalas pesan dari Vanya.
Ia mengetikkan pesan iya, sama-sama. Kemudian dia hapus."Nggak, nggak. Ini terlalu care."
Kemudian ia kembali mengetikkan pesan yoi. Dan ia hapus lagi ketika merasa jawabannya kurang tepat.
"Emm...apa ya?" dia kembali berfikir. Setelah mendapat ide kemudian ia membalasnya, hanya dengan satu huruf "Y" setelah cocok ia pun mengirimnya.
"Eh, dia bales lagi." Kara membaca chat dari Vanya.
" 'And sorry gue tadi lancang meluk lo'. Oh gak papa kok, sumpah gak papa Va, gue malah seneng, menang banyak haha." ucap Kara sambil tertawa puas membalas chat dari Vanya dengan ucapannya, tanpa mengirimkannya.
" 'Gue beneran gak sengaja sumpah, gue reflek'. Oh, Gak papa dong, meski disengaja pun gue gak bakal marah kok, gue malah seneng, kalo bisa kapan-kapan lagi." ucapnya, lalu ia menenggelamkan wajahnya ke bantal, salting.
Setelah menenangkan perasaannya dari salting, ia kembali membalas pesan Vanya. "Gpp " setelah membalasnya, ia pun memilih merebahkan tubuhnya.
"Huhh, masa sih gue suka sama dia? Tapi kan, kita baru aja kenal, dan gue masih belum tau banyak tentang dia. Masa gue suka sama orang yang bahkan baru gue kenal beberapa bulan lalu? Ah, gak mungkin." daripada tidak selesai-selesai memikirkannya, Kara memilih untuk sholat isya' terlebih dahulu dan tidur setelah memastikan tidak ada jawaban lagi dari Vanya.
***
Hari esoknya. Sekarang hari Senin, hari yang paling tidak diinginkan kedatangannya. Selain malas untuk bersekolah, para siswa juga malas melaksanakan upacara, dimana mereka akan berdiri cukup lama di bawah terik matahari, sungguh melelahkan. Dan sekarang mereka sedang melaksanakannya."Mampus, gue lupa gak bawa topi, lagi." ucap Vanya.
"Aduh, Elena juga cuma punya satu, kalo punya dua kan satunya bisa buat Vanya, maaf ya." Elena merasa bersalah.
"Gapapa Na, Lo gak salah gak perlu minta maaf. Lagian ini juga kesalahan gue karna udah ceroboh."
"Mau beli ke koperasi?" tawar Xania.
"Gak usah deh, udah mau mulai juga." pasrah Vanya.
Kemudian ada seseorang yang memasangkannya topi dengan tiba-tiba dari belakang.
"Pake." ucap Kara datar.
"Terus lo?"
"Gue nanti maju, gak bakal kena."
KAMU SEDANG MEMBACA
SASKARA
Teen FictionSaskara Adhitama Nareswara, panggil saja dia Saskara, tapi orang terdekatnya biasa memanggilnya Kara. Cowo yang terkenal dengan segudang prestasi, sikapnya yang hangat dan sangat menyayangi adik perempuan satu-satunya. Ia bertemu dengan perempuan ya...