54

45 3 0
                                    

HI EVERYONE, SELAMAT DATANG DICERITA PERTAMAKU!

Pertama dan utama untuk aku nulis cerita ini. Semoga kalian suka dan terus mengikuti jejak SASKARA!

✧ Happy reading ✧


"Assalamualaikum." ucap Kara sembari membawa kucing digendongnya.

"Wa'alaikum salam."

Nasha yang awalnya duduk di sofa dan sedang memainkan ponselnya, kini ia berdiri menghampiri Kara.

"Ketemu dimana, bang?"

"Kata Malvin di semak-semak."

"Dasar lo pet, bikin orang khawatir aja."

"Meong."

"Udah udah, jangan dimarahin, kasian dia."

"Emm....sekali lagi Nasha minta maaf ya, bang?" ucap Nasha sembari menggigit bibir bawahnya.

Kara menghela nafas."Gapapa, lain kali lebih hati-hati lagi ya?"

"Iya, lain kali Nasha gak bakalan ceroboh lagi kok."

Kara tersenyum lalu mengelus kepalanya."Kalo gitu abang ke kamar dulu, ya?" Nasha mengangguk.

***
Hari libur sudah habis, kini waktunya untuk semua mahasiswa untuk melakukan aktivitasnya seperti biasa.

"Gimana bang? Kamu gak keberatan kan masuk jurusan yang udah ayah sama bunda pilihin?" tanya Edgar ditengah-tengah sarapannya.

"Nggak kok yah, Kara terima apa aja keputusan ayah sama bunda."

"Iya lah, orang satu jurusan sama ceweknya." ucap Nasha.

"Iya kah? Vanya juga masuk jurusan itu?" tanya Diandra.

"Iya Bun, disuruh papahnya." Diandra membentuk mulutnya seperti huruf O.

Kini kara berangkat seorang diri, karena Nasha sudah dibelikan motor dan sudah bisa menaiki sepeda motor sendiri, jadi ia memilih untuk berangkat sendiri. Selain itu, kampus Kara dan sekolah Nasha juga tidak searah.

Kara pun pergi ke rumah Vanya untuk menjemputnya. Sebelumnya, ia tidak bilang kepada Vanya bahwa ia akan menjemputnya, karena jika ia bilang, pasti Vanya akan berusaha untuk menolaknya, jadilah ia tidak memberi tahunya terlebih dahulu.

Setelah pagar dibukakan oleh satpam, Kara masuk dan memencet bel rumah Vanya. Dan keluarlah bik sumi, pembantu disana.

"Eh, ada mas ganteng. Nyariin non Vanya, ya?"

"Iya dong bik, masa saya nyariin bibik?" ucap Kara membuat keduanya tertawa."Vanya nya ada?"

"Ada, sebentar ya, saya panggilkan dulu. Kayaknya masih sarapan. Mas nya silahkan duduk dulu."

"Oh, iya bik."

Tanpa menunggu lama, Vanya pun keluar dengan penampilannya yang anggun serta membawa tas punggung berwarna soft pink.

"Lo? Ngapain?" Vanya mengerutkan keningnya.

"Jemput lo lah."

"Iya gue tau."

"Nah, itu tau."

"Maksud gue, ngapain lo jemput gue? Gue kan udah ada sopir."

"Gapapa lah, emang gak boleh jemput pacar sendiri? Biar kek di film-film gitu." Kara menaik turunkan alisnya.

SASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang