25

73 6 0
                                    

HI EVERYONE, SELAMAT DATANG DICERITA PERTAMAKU!

Pertama dan utama untuk aku nulis cerita ini. Semoga kalian suka dan terus mengikuti jejak SASKARA!

✧ Happy reading ✧

"Mimpi apa ya gue semalem?" ucap Kara memandang Vanya dan mengelus-elus pipinya yang memerah.

"Sakit?" tanya Vanya.

"Nggak." Kara tersenyum.

"Nggak sakit Va, dia aja yang lebay." ucap Kalandra dan mendapat lirikan tajam darinya.

"Yaudah yuk pulang. Abis ini maghrib." ajak Vanya pada Kara dan diangguki olehnya.

Tanpa aba-aba, kara langsung menggendong Vanya ala bridal style."Ka, turunin gak?" Vanya memberontak minta di turunkan.

"Nggak, biarin aja gini. Pasti lo capek, gue gak mau lo makin capek." ucap kara tulus sambil menatap Vanya yang berada di gendongannya, Vanya menatap dalam mata milik Kara, tersimpan ketulusan didalamnya.

"Va, Lo tau gak? bunga itu gue bikin sendiri loh."

"Oh ya?" Vanya menatap bunga yang ia pegang."Makasih."

"Sama-sama." Kara tersenyum, namun tak lama senyumnya menjadi luntur.

"Kenapa?" tanya Vanya saat melihat perubahan di wajah tampan milik Kara.

"Maafin gue ya?" Kara menatap lesuh ke Vanya yang ada digendongnya.

"Buat?"

"Buat semuanya, gue cuma bisa bikin lo seneng cuma dengan cara yang sederhana."

"Hei, lo gak perlu minta maaf, gue seneng kok, seneng banget malah. Gue pengen ngucapin banyak-banyak makasih atas semua effort lo selama ini. Gue gak pernah diperlakukan setulus ini sebelumnya, lo cowok paling tulus yang pernah gue temuin selama ini selain papah." Kara mengangguk dan tersenyum.

"Gue beruntung bisa punya lo, gak banyak mau." ucap Kara.

"Btw lo kok bisa tau sih warna favorit gue?" Vanya melihat bunga yang diberikan oleh kara yang berada ditangan kirinya.

"Haha, gimana gak tau, orang mobil lo aja warna pink." Kara tertawa kencang.

"Hehe." cengir Vanya.

Mereka pun sampai di motor milik kara yang terparkir di dekat pantai, dan motornya pun melaju dengan kecepatan sedang, kara ingin menikmati waktu lebih lama lagi bersama Vanya.

"Va, gue masih gak nyangka bisa milikin bidadari kayak lo." ucap kara saat berada di jalan.

"Gausah gombal." Vanya menepuk bahu Kara.

"Loh, siapa yang ngegombal, gue serius."

"Iya in."

Kemudian kara menarik tangan Vanya agar berpegangan pada perutnya.

"Eh." kaget Vanya saat tiba-tiba tangannya berada di perut Kara.

"Pegangan, biar gak jatoh." ucap Kara

"Modus." kata Vanya.

"Gapapa dong, orang modus sama pacar sendiri." sontak membuat pipi Vanya memerah menahan salting.

Mereka pun sampai di depan gerbang rumah Vanya pas dengan waktu adzan Maghrib.

"Gak mau masuk dulu?" tawar Vanya.

SASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang