30

75 4 0
                                    

HI EVERYONE, SELAMAT DATANG DICERITA PERTAMAKU!

Pertama dan utama untuk aku nulis cerita ini. Semoga kalian suka dan terus mengikuti jejak SASKARA!

✧ Happy reading ✧

Drrtt

Ponsel kara berbunyi di sela-sela momen mereka."Ck, siapa sih ganggu." dumelnya. Namun ia hentikan saat tau bahwa yang menelepon nya adalah Diandra, Bundanya."Bunda?" heran kara.

"Bentar ya, gue ngangkat telfon dulu." Vanya mengangguk.

"Halo. Iya, ada apa bunda?"

"Udah berduaannya, bunda mau ngomong sama mantu bunda."

"Masih calon Bun." bisik kara.

Terdengar suara tawa di sebrang sana."Pokoknya kamu bawa Vanya turun. Bunda pengen ngobrol sama dia."

"Iya-iya." setelah mengatakan hal itu, kemudian Diandra menutup telponnya.

"Masuk yuk. Bunda pengen ngobrol sama lo." ajak Kara dan Vanya menurut.

Sekarang mereka ada di ruang keluarga, lebih tepatnya Vanya duduk bersebelahan dengan bunda dan kara yang berada disampingnya.

"Kamu gak diapa-apain kan sama anak bunda?"

"Oh, nggak kok Bun. Kara gak ngapa-ngapain, cuma ngobrol aja."

"Bunda nih, su'udzon mulu sama anak sendiri."

"Awas aja kalo kamu ngapa-ngapain calon mantu bunda."

"Nggak Bun, gak bakal. Vanya aman kalo sama kara." Kara menepuk-nepuk dadanya.

"Keluarga kamu gimana kabarnya? Sehat?" tanya Edgar.

"Alhamdulillah, semua sehat Om." ucapnya sambil tersenyum ramah. Edgar mengangguk sebagai jawabannya, dan lanjut menonton tv bersama Nasha.

"Alhamdulillah. Tapi kamu gak dimarahin kalo nanti pulang malem?" tanya Diandra.

"Kebetulan mamah sama papah saya gak ada dirumah, bun."

"Loh, kemana? Masa anaknya ditinggal sendirian."

"Orang tuanya lagi pergi ke luar kota, dan dia juga gak sendiri, banyak pegawai dirumahnya." ucap Kara mewakili Vanya.

"Oh, Yaudah kalo gitu nginep aja ya? Nanti pinjem kaosnya adek."

"Eh, nggak usah Bun, nanti malah jadi ngerepotin bunda. Vanya juga belum izin soalnya sama papah kalo lagi keluar." tolaknya halus.

"Oh, Yaudah kalo gitu. Padahal bunda gak ngerasa repot sama sekali, malah bunda seneng banget kalo kamu nginep disini." Diandra terlihat sedikit murung.

"Maaf ya bun. Tapi, Vanya bakal sering-sering main ke sini kok." kata Vanya berusaha menghibur Diandra yang sedih dengan tolakannya.

Diandra tersenyum dan membelai rambut Vanya."Iya, sering-sering main kesini ya." Vanya mengangguk dan tersenyum canggung atas perlakuan yang diberikan oleh Diandra, sungguh Vanya tidak menyangka jika keluarga kara akan se humble ini terhadapnya.

"Gak usah malu, anggep aja bunda ini, bunda kamu juga."

"I-iya bun."

Diandra tak bosan-bosan memandangi wajah cantik Vanya sambil tersenyum."Kamu ini, udah cantik, baik, sopan lagi. Gak salah kara milih kamu. Pinter banget sih bang milihnya."

"Iya dong, siapa dulu." kara menyugar rambutnya ke belakang. membuat Diandra dan Vanya terkekeh.

"Padahal ini pertama kalinya dia punya cewek loh, tapi langsung dapet yang tepat." Vanya hanya bisa tersenyum malu saat diberi pujian-pujian dari Diandra, bunda dari kekasihnya sendiri.

SASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang