80

133 2 0
                                    

HI EVERYONE, SELAMAT DATANG DICERITA PERTAMAKU!

Pertama dan utama untuk aku nulis cerita ini. Semoga kalian suka dan terus mengikuti jejak SASKARA!

TOLONG HARGAI PENULIS DENGAN VOTE DAN KOMEN, JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WATTPAD AKU JUGA YA 💅

✧ Happy reading ✧

Tes

Setetes air mata berhasil turun ke rok yang Vanya kenakan. Seketika dada Kara terasa seperti dihujami seribu anak panah saat mendengar jawaban dari Vanya. Ia semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Nasha, sedangkan Vanya kini tengah berusaha agar tidak ada orang yang menyadari bahwa ia tengah menangis.

Semua orang mengucap syukur mendengar jawaban dari Vanya, terutama Malvin yang langsung bernafas lega dan menampilkan senyumannya hingga menampilkan deretan giginya. Elvio juga terlihat tengah tersenyum bangga, sedangkan Clara menatap sendu ke arah Vanya yang masih setia menunduk menahan tangisnya.

Setelah lamaran diterima, kini waktunya dari pihak pria memberikan seserahan kepada pihak wanita. Dan sampailah kini di tahap pertukaran cincin yang dilakukan oleh sang ibu dari masing-masing pihak. Setelah pembacaan do'a dan sebagainya, kini saatnya ramah tamah dan makan bersama.

Kini mereka berkumpul di meja yang sama dengan makanan didepan mereka. Berbeda dengan teman-temannya yang menikmati jamuan nya dengan nikmat, Kara sedari tadi hanya memperhatikan makanannya dengan tatapan kosong.

"Bang, dimakan dong." ucap Nasha. Kara tersenyum lalu mengangguk.

Kara menoleh saat Kalandra menepuk bahunya."Lo gak nangis, kan?" Kara membalasnya dengan menepuk bahu Kalandra.

"Lo kira gue selemah itu?" Kalandra terkekeh.

Disela memakan makanannya, Malvin datang dan bergabung bersama mereka.

"Makasih dah dateng." ujarnya pada mereka semua.

"Kita pasti dateng lah, masa sodara sendiri ada acara kita gak dateng." ucap Zhian.

"Yaudah. Dimakan, gak usah sungkan. Gue kesana dulu." mereka mengangguk dan Malvin pergi dari sana.

Kara melihat ke Vanya yang sedang bercengkrama dengan orang-orang disana. Ia menampilkan senyum manisnya kepada semua orang.

Rahang kara mengeras."Gue tau itu senyum palsu, Va."

Kara langsung memalingkan wajahnya saat Vanya datang ke arahnya, ralat. Ke arah mereka bersama Malvin di sampingnya.

Kara bertingkah seolah-olah tidak melihat Vanya, dan Vanya tau bahwa Kara sengaja bersikap demikian terhadapnya.

"Sebelumnya, gue mau terimakasih sama kalian karena udah dateng ke acara ini." ia tersenyum manis.

Mereka pun mengobrol. Malvin yang mengobrol dengan Kalandra, Zhian, Reefal dan Vanya yang mengobrol bersama Elena, Xania dan Jean, sedangkan Nasha izin pergi ke toilet. Kara mencoba mencuri-curi pandang saat Vanya tengah mengobrol bersama sahabat-sahabatnya.

"Makasih udah jadi orang yang pernah gue kagumi, meskipun pada akhirnya gue harus ngelupain lo." Kara tersenyum, namun bukan senyum manis yang biasa ia tunjukkan, melainkan senyum yang dimana semua orang pasti mengetahuinya bahwa didalamnya terdapat kesedihan, kekecewaan, penyesalan yang tengah ia rasakan.

Setelah beramah tamah dan makan bersama, kini saatnya keluarga pihak pria pamit untuk pulang dan keluarga pihak wanita menyerahkan hantaran balasan. Akhirnya acara pun selesai dilaksanakan, Kara bersama yang lainnya berpamitan untuk pulang.

SASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang