59

34 3 0
                                    

HI EVERYONE, SELAMAT DATANG DICERITA PERTAMAKU!

Pertama dan utama untuk aku nulis cerita ini. Semoga kalian suka dan terus mengikuti jejak SASKARA!

TOLONG HARGAI PENULIS DENGAN VOTE DAN KOMEN, JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WATTPAD AKU JUGA YA💅

✧ Happy reading ✧

Karena selama dua hari terakhir ini makan Kara tidak teratur dan pola tidur yang tidak cukup, ditambah dengan teror an dari orang misterius itu terus menghantui pikirannya, menjadikan Kara sakit. Namun, ia tidak memanjakan penyakitnya, ia tetap menemani ayahnya dirumah sakit untuk menemani bundanya, sedangkan Nasha berada di rumah karena ia harus bersekolah.

"Kamu gak mau ke kampus, bang?"

"Nggak, mau nemenin bunda aja."

"Bilang aja kalo kamu seneng gak masuk kuliah."

"Hehe, itu bunda tau." Kara menampilkan cengiran diwajahnya.

Diandra menggeleng mendengarnya."Kamu itu udah kuliah loh bang, bukan SMA lagi. Kamu harus lebih baik lagi dari sebelumnya, masa gak ada perkembangan dari dulu sampe sekarang. Inget masa depan."

"Iya."

Kara meringis saat tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Membuat Diandra menoleh kearahnya."Kenapa, bang?"

"Ah, gapapa kok Bun. Ada nyamuk tadi." ucap Kara sembari menggaruk lengannya berpura-pura seperti sedang digigit nyamuk.

Namun, Diandra bisa melihat kebohongan dari mata Kara. Ia mendekat ke arahnya dan mengecek dahinya.

"Astaghfirullah, kamu panas banget, bang. Bunda panggilin dokter, ya?"

"Eh, gak usah Bun. Kara gapapa kok, cuma demam dikit."

"Tapi kamu panas banget loh."

"Gapapa, Kara istirahat dirumah aja."

Diandra Kara menatap khawatir."Kamu beneran gapapa?"

Kara tersenyum meyakinkan."Iya bunda sayang."

"Kamu bisa pulang sendiri? Pesen gojek aja, ya? Bunda takut kamu kenapa-kenapa."

"Gak usah, Kara masih bisa nyetir sendiri kok. Orang cuma pusing dikit." cengirnya.

"Yaudah sana kamu pulang, istirahat. Nanti Nasha gak usah ke sini biar bisa jagain kamu." Kara berlagak hormat, membuat Diandra tersenyum.

Kara pun pulang dengan mengendarai motornya sendiri. Ia kini merasa kepalanya sangat pusing, lebih parah dari tadi. Dan itu membuatnya tidak bisa menjaga keseimbangan dan akhirnya jatuh ke jalanan. Untung saja saat ini jalanan sepi.

Ia dapat melihat celananya yang sobek dikarenakan tergeser oleh jalanan.

Dengan sekuat tenaga ia berusaha bangkit dan membangunkan motornya. Setelah berhasil bangkit, ia memukuli kepalanya sendiri.

"Lemah! Lemah! Lemah!"

Ia pun menancap gasnya agar lebih cepat ia sampai dirumah, dan segera membaringkan tubuh lemahnya.

SASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang