HI EVERYONE, SELAMAT DATANG DICERITA PERTAMAKU!
Pertama dan utama untuk aku nulis cerita ini. Semoga kalian suka dan terus mengikuti jejak SASKARA!
TOLONG HARGAI PENULIS DENGAN VOTE DAN KOMEN, JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WATTPAD AKU JUGA YA 💅
✧ Happy reading ✧
"AAARRGHH BANGSAT."
Kara mengamuk tidak jelas saat berada di basecamp yang terdapat di rumah Kalandra. Kebetulan mereka semua sedang berkumpul, jadi teman-temannya melihat aksi Kara tersebut.
"Lo kenapa lagi? Masalah Vanya?" tanya Kalandra. Namun, Kara tetap tidak bergeming. Ia tetap menunduk sambil menjambak rambutnya yang sudah acak-acakan.
"Lo serius mau nurutin kemauan bokap Vanya buat ngejauhin Vanya?"
"Lo dapetin dia gak mudah loh, Kar. Masa lo mau ngelepasin dia gitu aja? Tolol lo."
"Lo ngedapetin Vanya mati-matian dan lo mau ngelepasin dia cuma gara-gara dapet ancaman dari orang-orang itu? Bener-bener gila lo, Kar."
"GUE EMANG GILA! GUE GILA, DAN GUE BUTUH VANYA SEBAGAI OBAT BUAT BIKIN GUE TETEP WARAS!" ucapnya sudah kehabisan kesabaran.
Jika sudah seperti ini, teman-temannya tidak berani berkata-kata, mereka membiarkan Kara meluapkan semua emosinya terlebih dahulu, jika sudah tenang barulah mereka akan menasehatinya. Sebelumnya, mereka tidak pernah melihat Kara seperti ini, mereka tidak pernah melihat Kara se gila ini hanya karena masalah perempuan.
"GUE JUGA GAK MAU NGELEPASIN DIA GITU AJA, BANGSAT."
"GUE JUGA GAK MAU ADA DI SITUASI INI."
"COBA LO ADA DI POSISI GUE, LO JUGA PASTI BAKALAN SAMA KAYAK GUE!" emosinya menggebu-gebu.
Setelah puas berteriak tidak jelas, ia pun duduk di sofa dengan tubuh yang sudah lemas karena sedari tadi ia terus berteriak.
"Gue gak mau kehilangan dia, gue gak mau..." lirihnya.
Setelah dirasa Kara sudah tenang dan sudah bisa diajak mengobrol, akhirnya teman-temannya mendekat dan menenangkannya.
"Lo pikirin baik-baik. Lo yakin mau jauhin dia?" Kara menggeleng.
"Ikuti kata hati lo. Gue tau lo juga gak kuat kan terus-terusan bersikap sok cuek ke Vanya."
"Sekarang lo minta maaf ke dia dan perbaiki hubungan lo sama dia, sebelum semuanya terlambat." ucap Kalandra.
"Iya, Lo perjuangin cinta lo itu, gak usah mikirin ancaman orang-orang gak jelas itu. Soal Nasha lo tenang aja, ada kita yang selalu jagain dia." Zhian menepuk-nepuk pundak Kara memberi semangat.
"Masalah orang-orang itu gampang, yang penting hubungan lo sama Vanya balik kayak dulu lagi. Gue juga gak tega liat lo jadi kek orang gila gini." ucap Reefal membuat mereka terkekeh.
"Sialan lo." ucap Kara yang sedikit membaik.
"Udah Sono."
"Lo semua yakin, ini keputusan terbaik?"
Mereka bertiga mengangguk."Lo percaya sama kita, Nasha bakalan aman selagi ada kita."
Kara tersenyum."Thanks."
"Kejar cinta lo, kita percaya sama lo." ucap Kalandra menepuk bahunya.
Tanpa menunggu lama, Kara langsung menyambar kunci motornya dan pergi ke rumah Vanya untuk memperjelas hubungan mereka dan menyelesaikan masalah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SASKARA
Teen FictionSaskara Adhitama Nareswara, panggil saja dia Saskara, tapi orang terdekatnya biasa memanggilnya Kara. Cowo yang terkenal dengan segudang prestasi, sikapnya yang hangat dan sangat menyayangi adik perempuan satu-satunya. Ia bertemu dengan perempuan ya...