35

53 3 0
                                    

HI EVERYONE, SELAMAT DATANG DICERITA PERTAMAKU!

Pertama dan utama untuk aku nulis cerita ini. Semoga kalian suka dan terus mengikuti jejak SASKARA!

✧ Happy reading ✧

"Shit."

Ia pun membalikkan motornya ketika mendengar suara motor mendekat ke arahnya. Ia turun dari atas motornya."Kamu cari tempat sembunyi."

"Tapi-"

"Nurut sama abang." Kara menatap Nasha dengan serius.

Setelah dirasa Nasha aman berada ditempat persembunyiannya, ia berbalik badan dan melihat orang-orang tersebut sudah berada di hadapannya."Siapa lo semua?" teriak kara.

Orang-orang tersebut membuka helm nya, dan orang yang berada paling depan diantara mereka yang seperti ketuanya itu pun mengeluarkan suaranya.

"Gue Brian."

"Brian?"

"Gue cowok dari cewek yang udah lo bentak tadi."

Kar tersenyum smirk."Cih, ngadu ke cowoknya ternyata."

"Lo apain cewek gue, hah?"

"Gue gada ngapa-ngapain cewek lo. Cewek lo aja yang lebay, dibentak dikit aja udah ngadu ke cowoknya." Kara terkekeh.

"Berani lo ngatain cewek gue." bentaknya.

"Ngapain gue harus takut?" ucap Kara remeh.

"Bener-bener lo ya. Hajar!" siswa tersebut memandu anak buahnya agar menyerang kara. Kini pertarungan dimulai dengan 3 lawan 1, dengan lincah kara menghadapi mereka tanpa kelelahan. Kekuatan mereka tidak ada apa-apanya untuk kara, dengan mudah kara menumbangkan mereka bertiga.

"Udah? Masa gitu doang?" tantang kara.

Lalu, ketua dari mereka pun maju dan menyerang kara. Dia sedikit lebih jago dari teman-temannya, namun tetap saja kara tidak kesusahan menghadapinya, setelah merasa bosan dengan pertarungan ini, kara menendang perutnya, membuat ia terhuyung ke belakang.

"Bosen, Lo nya gak niat berantem." kara menginjak jari teman seangkatannya tersebut.

"Aakhhh." jerit laki-laki tersebut.

"Sakit? Iya?" kara mendekatkan badannya.

"Makanya gak usah sok jadi pahlawan." kara menendang perutnya. Kemudian berlalu begitu saja. Ia pun ke tempat dimana Nasha bersembunyi.

"Sha, keluar."

"Udah, bang?" Kara mengangguk. Dan mereka pun pergi ke motornya.

Saat kara memasangkan helm pada Nasha, tiba-tiba Nasha berteriak."Abang, awas!"

Bug

Kepala kara terkena pukulan yang sangat keras dari belakang, membuat pandangannya perlahan memburam, ia bisa melihat wajah orang yang memukulnya, ia tersenyum puas dengan wajah yang sudah hancur ia buat.

Ketika kara sudah tidak bisa menopang tubuhnya, akhirnya ia pun terjatuh.

"Rasain lo." sayup-sayup kara mendengar ucapan orang tersebut, kemudian ia menginjak wajah kara dengan sangat keras. Membuat ia semakin tidak kuat untuk menahan matanya agar tetap terbuka.

"Abaaangg." jerit Nasha. Namun dengan cepat, salah satu dari mereka menutup mulutnya."Diem lo."

Nasha menangis. Ia menangis bukan karena  takut, melainkan ia tidak tega melihat abangnya yang sedang dihajar habis-habisan padahal ia sudah terkulai lemas.

SASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang