31

55 3 0
                                    

HI EVERYONE, SELAMAT DATANG DICERITA PERTAMAKU!

Pertama dan utama untuk aku nulis cerita ini. Semoga kalian suka dan terus mengikuti jejak SASKARA!

✧ Happy reading ✧

Saat di dalam perpus.

Vanya sibuk memilih-milih buku yang ia cari. Sedangkan kara setia berada dibelakangnya."Lo ngapain ngikutin gue terus?"

"Gapapa."

"Emangnya lo gak nyari yang lagi lo butuhin?"

"Yang gue butuhin udah ada didepan gue." kara menatap Vanya dan membuatnya salah tingkah, namun buru-buru ia menetralkan nya.

"Di perpus dilarang gombal." ia berjalan melalui kara.

"Mana ada peraturan kek gitu. Yang ada gak boleh berisik." ucapnya sembari mengikuti Vanya dari belakang.

"Nah, itu lo tau. Gak usah berisik." lalu Vanya duduk dikursi yang ada disana dan disusul oleh kara yang duduk didepannya.

"Lo gak baca?" tanya Vanya, kara hanya menggeleng tanpa membuka mulutnya.

Vanya pun tidak memperdulikan kara, ia sibuk dengan tugasnya sendiri. Sementara Kara memilih untuk berkeliling dan mencari buku yang menarik untuk dibaca. Setelah mendapatkannya, ia duduk dan membaca nya.

"Lo baca apa?" kara menunjukkan judul dari buku tersebut.

Setelah Vanya, elena dan xania selesai mengerjakan tugas mereka, Vanya mengajak kara untuk keluar dari perpus, karena urusannya sudah selesai."Yuk, gue udah selesai." Kara mengangguk.

"Lo gak punya mulut, hah? Dari tadi ngangguk-ngangguk mulu." emosinya.

"Tadi gak boleh berisik, Yaudah gue diem." ucap Kara.

Vanya menepuk dahinya, menghadapi kara ternyata sedikit menguras emosinya."Bodo amat kar." Vanya pun meninggalkan kara dan ia pergi menggandeng Elena dan Xania.

Setelah keluar dari perpus, kara melihat jam tangannya. Masih ada waktu untuk membeli makanan. Kemudian ia bergegas pergi ke kantin, dan ternyata disana ada teman-temannya."Woi, baru selesai ngebucinnya?" teriak Kalandra.

"Bucin apa an. Orang dia sibuk ngerjain tugas. Dah lah, gue mau beli."

Lalu kara pergi ke tempat penjual minuman, dia mengambil satu kotak susu ultramilk rasa cokelat yang ada di kulkas, dan memesan satu bungkus roti. Setelah membayar nya, ia dan teman-temannya pergi ke kelas.

Saat berada di kelas, ia melihat Vanya yang terlihat lemas, mungkin karena ia sibuk dengan tugasnya hingga tidak sempat beristirahat ke kantin. Lalu ia menyodorkan susu dan roti tersebut padanya.

"Buat lo." ia menaruhnya di meja Vanya, kemudian berlalu dan duduk di tempat duduk Malvin.

"Makasii." Vanya tersenyum lebar. Kara hanya tersenyum.

"Eum, enak."

"Kesukaan lo kan?" Vanya mengangguk sambil mengunyah makanannya dan mengabiskannya tak tersisa.

"Kurang? Gue beliin lagi, ya." Kara beranjak dari duduknya, namun lebih dulu dicegah oleh Vanya.

"Jangan. Gak usah, gue udah kenyang kok." ucapnya, membuat kara mengurungkan niatnya.

"Lain kali, kalo ngerjain tugas, jangan sampek lupa waktu, istirahat dulu baru abis itu kerjain lagi." ingat kara.

"Iyaa."

Saat pulang sekolah.

Kara menarik tangan Vanya yang hendak keluar kelas."Lo dianterin sopir?"

"Iya, kenapa?"

SASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang