15. SAAT BERSAMAMU

41 19 13
                                    

"Gue gak mau terlibat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue gak mau terlibat."

Mentari to the point dengan tujuannya. Mendapati banyaknya pesan saat tadi malam membuat Mentari seperti diteror oleh si pengirim pesan itu, Adeline. Dan akhirnya ia menemui Adeline di sebuah kafe.

Adeline yang duduk terpekur di sofa yang disediakan di dalam kafe itu tidak sedikitpun menanggapi ucapan Mentari.

"Gue—"

"Cuman minta lo ke sini doang." Adeline membenarkan posisi duduknya.

"Apa?"

Adeline berdeham. "Gue hamil."

Ucapan dari Adeline itu tidak membuat Mentari terkejut sedikitpun.

"Lo tolongin gue, Mentari."

Mentari terkekeh dan beranjak dari duduknya. "Apa hubungannya sama gue?"

"Mentari—"

"Sorry, Kak, gue sibuk." Lantas ia melenggang pergi tidak memperdulikan Adeline. Hal yang selalu dihindarinya adalah terlibat dalam masalah seseorang. Dan ... Adeline siapa? Mengapa harus padanya dia bercerita?

Membuang-buang waktu!

Mentari berdiam diri di dekat kafe. Ia merogoh ponselnya dari dalam tas berkarakter kepala beruang warna coklat yang tersampir di bahunya.

"Ray, di mana sih alamat rumah lo?"

"Di dekat basecamp lima anak King Tiger."

Mentari tertawa hambar. "Lo jangan melawak ya, Ray. Mana gue tau basecamp mereka!"

"Sewot banget lo, Tar!" Kali ini Elza yang menyahut.

Mentari berdecak. "Gak sewot gimana coba—" Mentari tidak melanjutkan ucapannya karena seseorang dari belakang membungkam mulutnya. Lambat-laun kesadarannya menghilang. Mungkin sebuah kain yang membungkam mulutnya sengaja diberikan bius.

Sedangkan di sebrang telpon Raya dan Elza terus menyahuti Mentari dengan panik. Sampai akhirnya sambungan telpon pun berakhir.

——————————

Sontak Mentari membuka matanya disaat merasakan sentuhan lembut di bagian dagu dan pipinya. Hal yang pertama dilihatnya adalah Maureen.

"Welcome, Mentari Sayang."

Mentari yang baru menyadari bahwa dirinya tengah diikat sebuah tambang memberontak. "Lepasin gue!"

HIMMEL; Pada Pertemuan Kedua  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang