The Crimson Star's Lies

173 6 9
                                    

[ Warning! : mengandung beberapa konten sensitif walau tidak langsung]

Disclaimer:
Inspired from: Oshi No ko 
⛔ AU characters, genderbend characters, Genre berat? (Moss gak tau bilang nya apa), dsb.

Sekian.

Mossart24.

⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️

¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬

Dari sekian banyak kemungkinan yang ia perkirakan setelah mati ditangan musuh bebuyutan keluarganya, Supra sama sekali tidak memikirkan kemungkinan ia bisa selamat apalagi hidup kembali. Ya ...meski menyedihkan namun ini adalah salah satu kemungkinan yang paling mungkin terjadi karena ia telah memilih meneruskan nama keluarga mereka dengan ikut bertarung melawan alien jahat.

Menjalani misi dengan resiko kematian yang tinggi itu sulit, sebuah hal yang sudah berkali-kali keluarga mereka peringatkan agar mereka selalu siap menghadapinya kini sudah terjadi pada Supra yang terpojok, di kelilingi musuh yang siap membunuhnya kapan saja,

Supra sudah pasrah, lukanya benar-benar parah dan sebentar lagi dia mungkin akan kehilangan kesadaran, ingin nya begitu, tapi kalau ia melakukanya adiknya yang paling bar-bar dan terlalu percaya diri itu akan meledeknya nanti, meski....dia mungkin sudah duluan ke alam sana.

"Heh...." Supra, bahkan di ujung hayatnya hanya bisa tersenyum miris. membuat musuh semakin marah karena senyum nya terlihat seperti seringaian kesombongan, menusuk tubuh Supra lebih dalam lagi.

Pedang jatuh, tubuh Supra sudah bersimbah darahnya sendiri. Menatap langit planet asing yang terang berderang, seolah tidak ada yang terjadi pada permukaan nya , Supra menghela nafas terakhir dan memejamkan matanya.

Berharap bisa menyusul sang adik dengan tenang.








"Astaga....Ruby, tidak, Halilintar... kenapa ini bisa terjadi?" Tanya lelaki bermanik amber yang memijat kening nya frustasi.

"...." sang gadis hanya terdiam. Sambil terus mengelus dua bayi yang terbaring di pangkuannya.

"Siapa.. Ah, tidak- aku tidak akan membahas nya tapi Lin... Ini terlalu mendadak... Bagaimana caranya kamu bisa nggak ketahuan?" kali ini gadis bermanik biru muda yang bertanya, meski terlihat malas masih ada rasa khawatir tersirat darinya.

"Direktur Taufan dan Manager Yaya, Mereka bilang akan mengurus soal masalah ku, jadinya aku disuruh menghilang dari publik sejauh mungkin karena itu aku ke sini" jawab Halilintar pelan.

"Ya tapi ini terlalu mendadak Lin! Aku belum siap—aduh! " Laki-laki bermanik amber itu mengeluh kesakitan saat kepalanya di pukul oleh saudari kembarnya.

"Kenapa kakak malah berlagak seperti orang yang harusnya bertanggungjawab setelah melakukan 'itu'? Ini sepupu kita bego!" Sang gadis Manik aquamarine menatap kakaknya heran.

"Ya, aku kan satu-satunya cowok yang tersisa di keluarga kita, bibi juga nitip Alin ke kita, otomatis aku harus bertanggung jawab kan?"Bela si laki-laki yang memelas terhadap saudarinya yang memutar bola matanya malas.

"Maaf Aze, Icy.. Aku tau aku keterlaluan selama inj, tapi tolong izinkan aku disini, setidaknya sampai mereka bisa tumbuh besar ya?" Mohon Halilintar pada kedua sepupunya.

Short Stories By Moss.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang