Tahun baru di kerajaan Zethis tidak pernah menjadi malam yang sunyi. Perayaan tidak dilakukan dalam semalam saja, namun bisa mencapai tiga malam yang di isi berbagai acara, membuatnya salah satu festival tahunan terbesar di kerajaan ini.
Itu juga adalah waktu-waktu yang menurutnya tidak apa tidur lebih malam, terlebih Bunda nya tidak akan marah.
Bersama dengan kakak kembarnya, mereka akan bergandengan tangan selama mengelilingi Aula Utama tempat pesta tahun baru di rayakan, menyapa beberapa bangsawan dan anak mereka, dan tentu nya menikmati makanan yang ada sambil diiringi pertunjukan musik yang memukau.
Api yang paling semangat, hampir ingin naik ke atas panggung pula untuk ikut bernyanyi dengan para pemusik. Tapi Kakak sulung mereka yang selalu sigap, muncul entah dari mana segera menarik tubuh kecil Api yang kaget dirinya dihentikan.
Api tidak membuat tantrum, malah cengengesan tanpa dosa saat Kakak mereka berdengus pelan, menasehati nya agar tidak melakukan nya lagi sambil mengusap kepala Api dengan gemas.
Manik coklat nya berbalik menatap dirinya dari kejauhan, mengetahui letak dimana dirinya berada, Kakak pertama menghela nafas lagi. Sambil menggandeng tangan Api—mungkin agar dia tidak berulah lagi—Kakak pertama berjalan mendekatinya.
"Setelah kembali nanti, pokoknya jangan lupa menggosok gigi mu. Mengerti?" Dia datang dan langsung mengomel. Tapi tak apa, Kakak pertama hanya mencubit pelan pipinya yang sedikit kotor dengan bekas remahan kue yang dia makan.
"Oooh, apa itu? Keliatannya enak." Api datang bertanya dengan muka lapar, padahal sebelumnya dia hanya fokus bermain.
Dia mengangguk, menawarkan satu potong pada Api yang dengan senang hati mengambil satu. Tanpa ragu memakan nya, tersenyum sumringah saat dirinya benar. Kue itu enak.
"Aku mau lagi." Serunya, menghampiri meja berisi makanan untuk mengambil kue yang sama, "Apapun yang Air makan, pasti itu enak!"
Dia tertawa pelan. Pesta ini sangat megah, tak hanya ada makanan dari kerajaan Zethis, namun juga beberapa hidangan budaya luar yang belum pernah mereka lihat. Api yang agak pilih-pilih makanan, suka sekali meminta pendapatnya dulu sebelum mencoba makanan baru.
Agak merepotkan tapi dia senang jika kakaknya mengandalkan nya juga.
Sembari menunggu Api makan, dia beralih menatap kakak mereka yang hanya mengambil segelas jus buah, meminum nya dalam diam. Matanya menatap ke arah orang-orang yang sibuk, tampak memperhatikan mereka.
Tangan kecilnya memegang ujung baju sang kakak untuk menarik perhatian. Itu berhasil, kakaknya menengok ke arahnya, senyum kecil dia ukir walau mungkin tidak terlihat, "Kenapa, Air?"
"... Bunda dimana?" Tanya nya dengan suara pelan. Tidak seperti Api, dia agak malu untuk bersuara di tempat ramai seperti ini, takutnya dia menganggu apalagi jika hanya bertanya hal kecil.
Kakak pertamanya menjawab sambil mengusap kepalanya pelan,"Tadi kulihat, Kak Ari kembali ke dalam dengan adik kalian. Mungkin perlu menidurkan mereka dulu, kamu tahu mereka agak rewel kalau tidak ditemani."
"Kakak, kenapa mereka perlu tidur? Pesta nya masih lama, sayang mereka tidak ikut!" Api ikut bertanya dengan muka manyun, tidak terima dengan perlakuan ibu mereka, "Aku juga mau main sama mereka!"
Kakak pertama mereka menggeleng dengan wajah serius, tanda mereka tidak boleh menjadi anak nakal, "Mereka masih kecil, Api, Air. Bayi tidak boleh begadang hingga malam, nanti mereka kelelahan dan rewel seharian. Kalian mau mengurus mereka saat menangis terus-menerus?"
Mereka berdua dengan cepat menggeleng. Oh itu buruk. Mendengar tangisan mereka dari kamar sebelah saat tengah malam saja sudah sangat melelahkan, kasihan Bunda mereka jika dua bayi itu nangis seharian. Apalagi jika mereka yang di suruh jaga, itu menakutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Stories By Moss.
RandomWelcome to this Book. Kumpulan karya tulis berbagai jenis tulisan mulai dari oneshot hingga cerbung yang berisi ide-ide cerita Moss yang absurd nan Gila. Di isi berbagai Genre dari yang ringan hingga berat, comedy hingga Angst. Dengan karakter origi...