Always Together

132 17 5
                                    

"Hey, ini hanya perasaan ku saja," Fang menjeda perkataan nya sebentar, melirik ke arah lain dengan ragu-ragu, "Atau si Ais memang dapet vibe baru?"

Gopal tertawa terbahak-bahak, sementara Gempa dan Halilintar hanya menghela nafas.

Bingung mereka berdua harus berkata apa.

"Gak usah ketawa Gopal! Aku serius nanya ini, maksud ku lihat sana," Fang menunjukkan ke arah Ais dan Sopan yang tengah mengadakan pesta teh, "Apa-apaan dengan gaya kekerajaan itu??? Sopan mending emang khas melayu, lah si Ais??? Ngapain dia pake jas gaya Eropa gitu??"

Bagi Fang, kesan kek mereka sedang mengadakan pertukaran budaya di acara formal.

"Itulah Fang, kami pun bingung." Gempa menggeleng pasrah, "Semenjak keluar dari rumah sakit beberapa hari yang lalu, Ais emang banyak berubah..."

"Dokter bilang dia kena amnesia," Halilintar menghela nafas, "Kukira dia cuma lupa dikit doang, tau-taunya sampe kepribadian nya berubah."

Ok lah kalau Ais ini tiba-tiba jadi hyper aktif macam Blaze. Halilintar bisa membayangkan kemungkinan itu dan bersiap secara batin menghadapi duplikat lain dari si penggemar ayam.

Wong di internet banyak yang bikin cerita amnesia begituan, mana pakai nama mereka lagi.

Tapi yang mereka kagak prediksi, adalah Ais yang tiba-tiba jadi super elegan bak pangeran dari negeri dongeng. Bahkan makan burger pun pakai garpu.

Ais masih kalem, tapi Halilintar merasa entah kenapa adiknya itu mengeluarkan aura-aura kewibawaan, tiba-tiba suka membicarakan hal yang berat dan tiba-tiba lebih rajin baca buku main komputer daripada molor.

Bahkan entah kesambet apa, ni anak gak pernah nolak untuk Halilintar ajak latihan pagi, walau harus mengulang semua dari awal gara-gara amnesia nya itu.

Mukanya juga jadi kurang datar, lebih sering senyum yang jujur aja, Halilintar rasa mirip dengan senyum Sopan.

Itu loh.. Senyum yang punya berbagai makna.

"Blaze jadi agak canggung ama dia, tapi kurasa aman-aman aja sih... Nanti juga terbiasa."

Halilintar juga berharap begitu mendengar penuturan Gempa.

Memang, semenjak mereka pulang dari misi itu, misi yang menyebabkan Ais terluka parah hingga koma beberapa bulan... Mereka semua berubah.

Apalagi saat Ais dinyatakan amnesia, hilang ingatan tentang mereka semua dan dirinya sendiri. Harus mengulang semuanya dari awal, termasuk untuk hal-hal yang awam.

Berat rasanya untuk tahu saudara nya melupakan mereka, tapi Halilintar harus tetap tegar.

Walau Ais berubah sekalipun, Halilintar bersumpah untuk tidak akan meninggalkan nya.

Karena mereka saudara, mereka akan tetap bersama.


.

.

.


.

.

"A-Ais... Apa yang kau katakan?"

Manik ruby Halilintar menatap tidak percaya, dia benar-benar terkejut dengan apa yang adik nomor limanya itu katakan.

Senyum yang terasa begitu asing nan menakutkan itu tak pernah terukir di wajah Adiknya, tapi sekarang....

"Kak Hali, Aku akan keluar dari Tapops."

_________________________________________

🙃🙃🙃

Short Stories By Moss.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang