2

5 1 0
                                    

Setelah kepergian Gio dan Fero, Pak Mulyadi di buat darah tinggi setiap melihat tingkah mereka berdua.

"Sabar pak" ujar Mike.

Pak Mulyadi segera duduk dan terlihat memijat kening nya "Kesabaran saya terkuras kalo sama mereka"

"Namanya juga manusia pak" ucap Mike menaikan pulpen nya.

Pak Mulyadi menganggukkan kepala nya mendengar ucapan Mike, lalu tak lama ia baru sadar sesuatu yang beda hari ini.

"Eh bentar kamu tumben ga ikut-ikutan" ucap Pak Mulyadi menatap ke arah Mike.

"Kok sadar nya telat sih pak" sahut Mike.

"Namanya manusia"

Mendengar ucapan itu Jordan menatap ke arah Mike "Mampus lo di balikin" batin Jordan.

"Yeh bapak malah ikutin saya"

"Udah sekarang jawab kenapa kamu ga ikut-ikutan?"

"Ba-"

Sebelum Mike menyelesaikan ucapan nya Pak Mulyadi sudah terlebih dahulu memotong nya.

"Jangan bilang kamu mau ngomong bapak nanya" ucap Pak Mulyadi menatap curiga ke arah nya.

"Ga boleh suudzon pak ga baik"

"Terus kamu mau jawab apa?"

"Bapak mau tau alasan nya? Nah gitu saya mau tanya nya"

"Oh ya saya salah maaf sekarang jawab apa alasan nya"

Mike menghela nafas nya pelan sebelum menjawab "Karena saya lagi ga mood pak"

"Jadi..."

"Kalo saya mood nya baik pasti ikutan sama mereka"

"Cuma karena itu"

"Iya pak"

Pak Mulyadi tak percaya mendengar jawaban murid nya itu, hanya soal mood saja ia kira murid nya akan berubah.

"Udah kalian istirahat aja saya darah tinggi ngajar di kelas ini" ucap Pak Mulyadi sembari membereskan buku nya.

"Kenapa ga dari tadi aja sih pak" celetuk Mike.

Seketika itu juga Pak Mulyadi menatap ke arah nya "Apa kata kamu"

"Engga itu gajah nikah sama semut"

"Mana bisa anjir" imbuh Jordan menatap ke arah Mike.

"Biasa lah agak-agak emang itu orang" sambung Al.

Jordan menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Al.

"Udah lah saya gila lama-lama di sini kalian pergi istirahat" ucap Pak Mulyadi lalu pergi dari kelas.

"Lah dia yang buat dirinya gila sendiri malah nyalahin kita" gerutu Mike.

Al dan Jordan langsung berjalan ke arah nya dan duduk di bangku depan Mike.

"Gimana emang nya kalo gajah nikah sama semut?" tanya Al dengan menaikan sebelah alis nya.

"Iya tuh gw juga penasaran" sambung Jordan.

Mike segera menatap ke dua sahabat nya secara bergantian "Ga akan bisa lah anjir" imbuh nya.

Al mengernyitkan keningnya mendengar itu "Lah itu tadi"

"Cuma alibi gw doang itu"

"Tapi bayangin ya kalo semut nikah sama gajah" ucap Jordan.

"Terus semut nya itu cewek nya" timpal Al.

"Emang lo bisa bedain mana semut cowok/ cewek?" tanya Mike menatap ke arah Al.

"Engga tapi ini bagus buat penelitian gw suatu hari nanti" sahut nya dengan nada yang terdengar sangat serius.

Ucapan nya itu mampu membuat Jordan dan Mike tertawa bersama, sahabat nya yang satu ini memang agak lain.

Jordan langsung teringat sesuatu jika 2 sahabat nya sedang di hukum "Ke lapangan yok mau liat muka mereka gw"

Al dan Mike pun menganggukkan kepala nya.

Mereka bertiga langsung keluar dari kelas dan berjalan ke arah lapangan dari arah jauh mereka bisa melihat kedua sahabat nya tengah berlari.

Al, Jordan dan Mike menertawakan wajah Gio dan Fero yang kepanasan di tengah lapang.

"Puas kalian ketawa" ketus Gio menatap ke arah mereka.

"Lebih dari kata puas" sahut Al langsung duduk di antara mereka berdua dan di susul oleh Mike dan Jordan.

"Bener lebih dari kata puas malah" timpal Mike dengan tawa nya.

Gio hanya menatap sinis ke arah mereka bertiga definisi bahagia di atas penderitaan orang lain.

Fero langsung merebahkan dirinya di atas lapangan "Capek banget gw mana panas lagi" keluh Fero dengan nafas tak beraturan.

Jordan segera menatap ke arah Fero "Lagian lo berani-beraninya lawan guru killer" imbuh nya.

Mendengar nama itu sontak Gio menatap ke arah Jordan "Sumpah ya itu guru ngeselin banget anj" ucap Gio.

"Mana tadi kalian ada acara pake dilan cepmek lagi" sarkas Al.

"Biar seru lah kan lagi trend" ucap Fero kembali langsung duduk.

"Gw udah capek tadi upacara sekarang di tambah ini sial banget hari ini" keluh Gio mengibaskan tangan nya.

"Sama"

"Jangan ngomong cepmek woi" tegur Mike.

Mereka yang mendengar itu langsung menatap ke arah Mike.

"Kenapa lo?" tanya Gio

"Otak gw suka traveling" jawab Mike menatap ke arah nya.

"Otak lo bisa liburan juga ya" tanya Fero.

"Traveling mikir macam-macam as* bukan liburan healing"

"Oh gitu"

"Bego nya mengeloyor" nyanyi Gio.

"Semar jualan ciu cangkol" lanjut Jordan melanjutkan nya.

"Dengan terang lampu semprong" sambung Al ikut bernyanyi.

"Pak mloyo memukul kenong"

"Nong ji nong ro nong ji nong"

Mike menatap teman nya secara bergantian mereka malah asik bernyanyi "Malah nyanyi" ujar Mike.

"Lagu itu enak banget" sarkas Gio.

"Yoi men" timpal Al.

Gio merasakan tenggorokan nya kering ia pun memutuskan untuk mengajak para sahabatnya ke kantin.

"Udah kantin yok" ajak Gio menatap mereka.

"Gas" sahut serempak.

Mereka semua pun menuju ke kantin untuk membeli minum setelah selesai mereka langsung kembali ke lapangan.

Mengapa tidak di kantin?

Karena mereka tidak suka berada di kantin rasanya sangat ramai dan tidak bisa tenang.

Ya kan kalo tenang dan sepi kasian ibu nya ga ada yang beli.

RUMAH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang