30

1 1 0
                                    

"Proses pendewasaan itu bukan perihal usia tapi banyak nya masalah yang harus kamu lalui karena usia hanya lah angka, semakin banyak masalah yang kamu hadapi maka itu akan terus mengajarkan dan menambah fase pendewasaan mu"

- Alvandra Azrelio Zayndra -
.
.
.


"Ma Al boleh peluk mama" pinta Al menatap ke arah Sandra yang sedang duduk di ruang tamu.

Sandra segera menatap tajam ke arah Al "Jangan mimpi"

Al langsung duduk di lantai menatap ke arah Sandra "Sekali aja ma" lirih Al terdengar sangat memohon.

Sandra membalas tatapan itu tapi berbeda dengan tatapan Al yang menatap nya sendu melainkan ia menatap tajam.

"Saya ga sudi di peluk sama pembawa sial" desis Sandra.

"Al mohon ma sekali aja Al mau itu dari mama" pinta Al kembali, hanya itu yang ia ingin kan dari Sandra.

Selama ini ia menahan untuk mengucapkan kata itu agar tidak keluar dari bibir nya.

"SAYA BILANG TIDAK YA TIDAK" bentak Sandra dengan suara menggelegar.

Al diam mematung mendengar itu lalu ia menundukkan kepala nya dan menghapus air mata yang sudah membasahi pipi nya, ia tidak ingin Sandra melihat nya menangis.

"Ma, apa susah buat mama terima Al di kehidupan mama?" tanya Al menatap kedua mata Sandra dengan tatapan sendu.

Sandra langsung tersenyum sinis mendengar pertanyaan itu "Sangat susah bahkan kalo bisa dulu kamu saja yang mati jangan suami saya bahkan sampai saya mati pun tidak akan pernah mau menerima kamu"

Sebegitu buruk nya dirinya nya di kehidupan Sandra sampai-sampai kata yang tidak ingin di dengar oleh Al keluar dari bibir nya.

"Al juga ga mau hal dulu itu terjadi" ujar Al.

"Anak pembawa sial kayak kamu hanya membuat kehidupan saya hancur dan karena kamu saya harus kehilangan semua nya" desis Sandra.

Mendengar ucapan yang mampu membuat diri nya down saat ini tapi Al mencoba menahan rasa sakit di hati nya saat ini "Al mau kita kayak anak dan ibu pada umum nya ma, Al mau..."

Sebelum Al menyelesaikan apa yang akan ucapkan, Sandra sudah terlebih dahulu memotong ucapan nya.

"Jangan pernah bermimpi terlalu tinggi karena itu gak akan pernah terjadi camkan itu" ucap Sandra penuh penekanan berlalu masuk ke dalam kamar nya.

Al masih setia diam di ruang tamu ia menatap punggung Sandra yang perlahan menghilang.

Air mata nya kembali jatuh membasahi kedua pipi nya, hidup dengan kebencian dari seorang ibu sangat lah menyakitkan.

Al segera bangkit dari duduk nya lalu ia berjalan ke arah kamar Sandra yang tertutup rapat.

Ia kembali terduduk lemas di lantai dengan mengetuk pintu berkali-kali tapi sama sekali tidak di buka oleh Sandra.

Tok tok tok

"Ma, Al mohon buka ma, Al mau peluk mama sekali aja ma" lirih Al dengan suara yang sangat parau.

Sesekali Al memegang kepala nya yang terasa sangat sakit "Al mohon sekali aja ma"

"PERGI KAMU" bentak Sandra terdengar dari arah dalam.

"Al ga akan pergi ma, Al mohon Al mau itu dari mama" lirih Al di sela-sela isak tangisnya.

Pintu kamar pun terbuka Al langsung mengusap air mata nya dan menatap ke arah Sandra.

RUMAH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang