15

1 1 3
                                    

"Di saat gw mau nyerah tapi gw selalu ingat sudah sangat jauh perjalanan yang gw lalui untuk sampai di titik sekarang dan menyerah pun bukan pilihan terbaik."

- Alvandra Azrelio Zyandra -
.
.
.

Al memutuskan hari ini untuk bekerja ekstra karena sebentar lagi ia akan masuk ke SMA jadi memerlukan banyak biasa pasti nya.

Ia harus mengumpulkan uang sendiri bagaimana pun caranya ia tidak ingin menyusahkan Sandra dalam hal ini.

Lebih baik ia kerja tiada henti daripada harus membebani dan menyusahkan Sandra.

Setelah selesai main di basecamp Al langsung pulang ke rumah nya untuk mengganti pakaian sekolah nya menjadi pakaian kerja.

Saat sampai di halaman rumah Al langsung memarkirkan motornya itu dan segera masuk ke dalam rumah.

Al melihat Sandra yang sedang makan apa mungkin mama nya baru saja makan sedari tadi pagi.

Ia diam di tempat sementara itu Sandra yang merasakan kehadiran nya segera menatap ke arah Al.

Seperti biasa tatapan yang begitu tajam dan penuh kebencian hanya dengan tatapan nya saja bisa membuat hati Al sakit.

Al senyum ke arah Sandra "Mama baru makan dari tadi pagi?" tanya Al.

Bukan nya menjawab Sandra segera bangkit dengan membawa makanan yang ada di piring masuk ke kamar nya.

Melihat itu Al hanya diam sebenci itu Sandra kepada dirinya?

Sampai-sampai setiap kali Sandra bertemu dengan Al ia slalu menghindar.

Al masih setia diam di tempat sesaat kemudian ia membuang pikiran nya jauh-jauh tentang Sandra.

Seperti biasa ia akan berpikiran baik meskipun bertolak belakang dengan sikap Sandra.

"Semangat Al" ucap nya dengan senyum manis yang selalu terukir dari bibir nya itu.

Ia berjalan ke arah meja makan dan melihat uang nya tapi ketika itu juga Al melihat uang nya sudah hancur tak utuh seperti tadi pagi.

Uang itu ada di dalam tong sampah melihat itu Al langsung berjongkok dan mengambil satu persatu uang hasil bekerja keras nya.

"Uang nya lebih baik saya buang daripada saya pakai" desis seseorang dari arah belakang.

Al langsung memutar badan nya di sana ia melihat Sandra yang sedang ada di ambang pintu kamar.

Jadi Sandra yang telah melakukan ini semua tapi kenapa harus di rusak dan di buang padahal untuk mendapatkan uang itu Al harus bekerja keras terlebih dahulu.

Al menatap manik mata Sandra "Ma kenapa uang nya di buang dan di rusak"

"Saya ga pernah minta uang itu dan tidak ingin memakai uang dari anak pembawa sial seperti kamu"

"Apa Mama ga bisa sedikit aja hargai perjuangan Al?" tanya Al dengan menatap sendu ke arah Sandra.

"Cih perjuangan kamu apa yang ada hanya membawa sial" pekik Sandra kembali masuk ke dalam kamar nya.

Sakit itu sangat terdengar amat sakit di telinga Al saat ini tapi ia harus tetap tersenyum di depan Sandra.

Ia tidak boleh terlihat lemah dan ia tidak ingin Sandra melihat air mata nya jatuh di depan nya.

Al menatap sendu ke arah uang yang kini sudah tidak berbentuk itu, banyak keringat yang keluar dari tubuh nya dan butuh perjuangan untuk mendapatkan uang yang kini sudah hancur di depan mata nya.

Ia mengumpulkan kan uang itu lalu mengambil nya berharap masih bisa di tempel oleh perekat kertas.

Setelah semua terkumpul di tangan nya Al segera bangkit dan menuju ke arah kamar nya.

Al membuka pintu kamar nya lalu kembali menutup nya dan langsung menyimpan uang itu di atas meja belajar nya.

Sebelum itu Al membersihkan diri nya terlebih dahulu karena badan nya terasa sangat lengket oleh keringat.

Selesai bersih-bersih Al langsung duduk dan mulai mempersatukan kembali uang di depan nya itu.

Berkali-kali Al menyusun uang itu agar terlihat bagian mana saja yang harus di satukan.

Al menghembuskan nafas pelan ketika uang itu tidak bisa di satukan kembali.

"Lagian lo ada-ada aja Al uang udah sehancur ini masih mau di satukan haha" ucap Al di susul tawa nya ia menertawakan kebodohan nya itu.

Al menatap sendu ke arah uang itu ia menghembuskan nafas panjang dan kembali mengambil uang itu.

Lalu ia berjalan ke arah tong sampah dan memasukkan uang itu ke dalam nya.

***
Al sudah mulai bekerja tapi di sela-sela kerja nya ia terus melamun masih memikirkan hal yang tadi terjadi.

Sesekali ia tidak fokus dan sering di tegur oleh teman kerja nya.

Untung nya hari ini tidak banyak yang membeli jadi ia bisa cepat pulang.

Al masih enggan pulang ia duduk di depan toko dan menatap ke arah depan.

"Al" panggil seseorang dengan menepuk pundak nya.

Mendengar itu Al langsung tersadar dari lamunan nya dan menatap ke arah orang itu "Eh bang Anton"

"Lo mau balik sekarang?" tanya Antonio.

"Engga bang nanti aja" jawab Al kembali menatap kosong ke arah depan.

Antonio segera duduk di sebelah kursi yang kosong di sebelah Al "Lo lagi ada masalah Al?" tanya nya.

"Engga bang"

"Terus kenapa lo melamun"

Al tampak diam sejenak sebelum menjawab "Bentar lagi gw masuk SMA pasti banyak biaya yang harus di kumpulkan"

Antonio menghembuskan nafas pelan mendengar itu "Semangat kerja nya biar bisa kumpulkan banyak uang"

"Iya bang"

"Gw duluan lo juga balik nanti keburu hujan"

Al menganggukkan kepalanya "Hati-hati bang"

"Iya" ucap Antonio pergi dari sana.


RUMAH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang