Jordan menatap kosong ke arah depan begitu pun dengan yang lain, mereka hanya diam tidak seperti biasanya.
Seminggu sudah orang yang mereka sayangi pergi dari dunia ini meninggalkan luka dengan sejuta kenangan.
Mereka menatap sekeliling basecamp yang dulu nya selalu di lalui dan di penuhi oleh tawa kini sudah tidak ada lagi.
Akan kah bisa mereka semua kembali seperti dulu?
Sepertinya tidak akan kalaupun mereka ikhlas, sikap dan semua nya tidak akan kembali seperti dulu.
Sejak kepergian Al semua nya menjadi berubah terutama di kehidupan mereka.
Mentari yang sudah di buat oleh Al kini sudah di banjiri oleh hujan yang sangat deras.
Bahkan untuk keluar dari hujan yang deras itu entah bisa atau akan terjebak di dalam nya.
Sikap mereka semua sudah berubah jadi yang biasanya suka becanda dan di penuhi oleh tawa kini hanya diam dan tak banyak bicara.
Jordan membuang nafas kasar jadi benar Al sudah meninggalkan mereka semua.
Kemudian ia langsung bangkit dari duduk nya ia memutuskan untuk pulang dari pada diam di sini akan semakin membuat nya merindukan sosok Al.
Walaupun di apartemen Jordan selalu menatap ke arah tempat di mana Al duduk dan malam itu menginap untuk yang terakhir kali nya.
Setiap kali ia mengingat hari itu air mata nya tiba-tiba saja membasahi kedua pipi nya.
Kondisi mereka semua sudah berbeda mereka jadi sering menangis dan kantung mata nya menghitam.
Mereka sadar jika bersikap seperti itu akan mampu membuat Al tidak tenang.
Tapi mereka juga tidak bisa menerima semua kenyataan ini dimana mereka harus merelakan semesta, bahagia, rumah dan semua yang ada pada diri Al.
Jordan mengambil kunci motor yang ada di atas meja.
"Gw cabut" ucap Jordan pergi meninggalkan mereka semua.
Tidak ada satu pun yang menyahut ucapan nya itu.
Jordan segera menuju ke arah motor nya dan ia langsung pergi dari sana untuk kembali ke apartemen.
Ia merindukan yang selalu duduk di jok belakang nya apa dimana ia selalu bersama kemanapun salah satu nya pergi.
Tanpa di sadari motor Jordan sudah terparkir di rumah Al, melihat itu Jordan diam sejenak.
"Dulu gw sering ke sini jemput dan anter lo pulang tapi 1 Minggu yang lalu itu harus jadi hari terakhir gw antar lo" gumam Jordan dengan nada parau menatap sendu ke arah rumah itu.
Biasanya ketika ia datang akan ada seseorang yang menunggu nya di teras rumah.
Tapi saat kini ia datang sudah tidak ada lagi.
Ia membenci Sandra karena di pikiran Jordan saat ini adalah semua orang tua sama saja.
Ingin sekali Jordan membunuh Sandra yang sudah menelantarkan Al bahkan ia pergi dengan laki-laki lain dan tidak mengetahui jika anak nya sudah tiada.
Mengapa dunia harus jahat kepada dirinya dan juga Al kenapa harus mereka yang merasakan itu.
Saat Jordan memutuskan untuk meninggalkan rumah itu entah mengapa ia ingin sekali masuk.
Jordan masuk ke dalam rumah yang sudah tidak terurus selama seminggu itu.
Saat masuk dirinya langsung di sambut oleh Poto Al yang terpajang di ruang tamu, terlalu banyak kenangan indah yang tercipta sampai tidak tahu harus melupakan nya dengan cara apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH?
Teen FictionTentang Al yang menginginkan kasih sayang mamanya. *** Al langsung memeluk kaki Sandra "Ma Al mohon sekali aja" lirih Al di sela-sela tangis nya. "Lepas" ujar Sandra dengan nada dingin nya. Al menggeleng kan kepala nya "Engga ma" "SAYA BILANG LEPAS...