7

2 2 3
                                    

Mereka kembali ke ruang tamu dan kembali duduk sedangkan bunda ia sedang mencuci piring.

"Ngerokok Al" ucap Mike melemparkan sebungkus rokok ke arah Al.

Al mengernyitkan kening nya lalu menangkap bungkus rokok itu "Ga minat gw" ujar Al menyimpan rokok itu di atas meja.

Mike mendengar itu langsung ingat jika sahabatnya satu ini tidak merokok "Iya ya gw lupa lo kan ga ngerokok"

"Kenapa lo gak ngerokok sih Al?" tanya Gio menatap ke arah Al yang sedang memainkan hp.

Al segera mematikan hp nya lalu menyimpan di atas meja sebelum manisan pertanyaan itu.

"Gw masih sayang sama diri sendiri lagian gw belum kerja tetap gw takut kecanduan nanti segala cara hal gw lakuin lagi kalo udah kecanduan" sahut Al menatap ke arah Gio.

"Tapi kan rokok murah bray terus alasan lain nya apa"

Mungkin memang benar di mata orang lain rokok itu murah tapi di mata Al itu sangat mahal.

Karena ia harus bekerja terlebih dahulu sebelum membeli apapun itu dan itu pun harus mikir 2 kali.

Al membuang nafas terlebih dahulu "Gw suatu hari nanti bakal punya keluarga dan gw ga mau istri sama anak gw cium bau rokok di rumah karena itu ngaruh buat kesehatan mereka"

Mereka menertawakan jawaban Al yang pikir mereka itu sangat lah masih jauh.

"Gaya lo nikah-nikah" cibir Mike menatap ke arah Al.

Al ikut tertawa mendengar itu jawaban nya memang nyeleneh "Simulasi"

Mereka semua lanjut mengobrol banyak hal dan ada juga yang bermain PS.

Karena di rasa sudah semakin malam mereka di sana akhirnya mereka memutuskan untuk pamit pulang.

"Balik yok udah malam nih" ajak Al menunjukan jam di hp nya.

"Iya ayok" sahut Jordan.

"Kalian mau balik sekarang" tanya Gio menatap mereka.

"Iya lah masa nginap di sini" sahut Mike.

Gio pun mengantar mereka keluar dari dalam rumah nya.

"Thanks bro" ucap Al merangkul pundak Gio.

Gio hanya mengangkat jempol nya "Hati-hati di jalan" ucap Gio ketika melihat mereka sudah naik motor masing-masing.

"Siap" sahut serempak.

Motor mereka pun langsung pergi meninggalkan halaman rumah nya setelah itu Gio kembali masuk ke dalam rumah untuk beristirahat.

***

Al sampai di rumah dan langsung memasukan motor nya ke dalam rumah.

Setelah itu ia langsung bersih-bersih lalu ia langsung duduk di kamar menatap ke luar jendela yang sebelum nya ia sudah buka tadi.

Al merasa tenggorokan nya kering pun langsung mengambil minum lalu ia menatap setiap sudut rumah.

Sepi dan sunyi itu lah yang sedang di rasakan ia rasakan walaupun memang setiap malam seperti itu.

Ia ingin seperti orang lain yang memiliki keluarga harmonis dan menghabiskan waktu bersama saat malam.

Ingin seperti keluarga orang lain tapi ia tidak bisa melawan takdir yang harus ia jalani saat ini.

Al duduk di kursi dan menyalakan tv agar tidak merasa terlalu sendiri saat ini.

Sesekali Al mengecek kaca dan pintu ia menunggu Sandra pulang tapi masih belum pulang sama sekali padahal ini sudah jam 23.57 malam hari.

Al terus mondar-mandir ia sangat khawatir dengan Sandra takut terjadi sesuatu menimpa nya.

Ia sudah yakin jika nanti kalaupun pulang Sandra akan dalam keadaan mabuk.

Tok tok tok

Terdengar ketukan pintu beberapa kali dari arah luar, Al yang sedang menonton tv pun langsung berjalan lalu membuka nya.

Saat membuka pintu ia melihat Sandra yang sepertinya mabuk berat seperti biasa.

"Mama" ucap Al menatap sendu kondisi Sandra yang terlihat mabuk berat.

"Diam kamu saya pusing" sentak Sandra menyelonong masuk.

Sandra berjalan sempoyongan dan Al langsung membantu nya untuk masuk ke dalam.

Setelah melihat Sandra sudah tidur Al menatap sendu ke arah nya sebelum ia benar-benar keluar dari kamar itu.

"Mau sampai kapan mama kayak gini terus" batin nya menatap wajah Sandra dengan sendu.

Hanya saat ini lah ia bisa melihat wajah mama nya dengan jarak yang sangat dekat.

Jika tidak dengan cara seperti ini maka akan sangat susah untuk nya dapat melihat wajah wanita yang paling ia cintai di dunia ini.

Setelah lama ia diam di kamar Sandra ia pun memutuskan untuk kembali ke kamar karena hari sudah semakin malam.

Besok ia harus sekolah belum lagi bekerja.

Perlahan Al menutup pintu kamar nya dan langsung berjalan menuju kamar nya untuk beristirahat.

Sebelum tidur seperti biasa Al akan menatap album photo yang selalu ada di dalam kamar nya.

Di sana terdapat photo papa dan juga dirinya.

Al selalu merindukan sosok itu setiap waktu tumbuh tanpa sosok papa selama 11 tahun bukan lah hal yang mudah untuk di jalani.

Tapi ia percaya bahwa setiap yang terjadi kepada kehidupan nya berarti itu yang terbaik untuk nya.

Walaupun harus di iringi tangis tapi selalu ada tawa yang terselip dari tangisan itu.

RUMAH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang