16

0 1 0
                                    

Kring kring kring

Suara bel berbunyi berkali-kali menandakan jika upacara akan segera di mulai.

Banyak para murid yang sudah berlarian ke lapangan terkecuali di kelas Al.

Mereka yang sedang menonton film barat pun langsung mematikan hp nya.

Gio terlihat sangat kesal "Argh anj gw benci sekolah hari Senin, Selasa, Rabu, apalagi Kamis dan Jum'at di tambah Sabtu"

Jordan segala menjitak kening Gio dan sang empu langsung meringis kesakitan.

"Awsh sakit anj" pekik Gio menatap ke arah Jordan.

"Lagian lo ngomong nya gitu sama aja ga mau sekolah tiap hari" ucap Jordan.

"Mending lo sekolah nya hari Minggu aja" timpal Al menatap ke arah Gio yang masih mengusap kening nya.

"Nah iya tuh bener biar beda dari yang lain" sambung Mike.

"Upacara woi" ucap Al langsung bangkit dari duduk nya.

Mereka semua menganggukkan kepalanya lalu menuju ke lapangan untuk mengikuti upacara.

Upacara pun di mulai kini sedang penaikan bendera yang sedang bertugas adalah kelas 8 A.

Al menatap ke arah Jordan yang terlihat sedang tidak baik-baik saja ia tahu jika penyakit panic attack nya pasti sedang kambuh.

"Ki" panggil Al dengan nada pelan.

Tak ada sahutan apapun Al langsung menoel tangan Riski.

"Apa" tanya Riski menatap ke arah nya.

"Lo pindah ke sini"

"Emang kenapa"

"Ga usah banyak omong"

"Oke"

Al segera bergeser menyuruh orang yang ada di sebelah nya untuk pindah ke tempat nya.

Setelah berada di belakang Jordan ia segera mengelus punggung nya.

Merasakan itu Jordan refleks melirik ke arah belakang ternyata itu adalah Al.

Ia tersenyum karena Al ada di belakang nya dan Al tidak pernah membiarkan dirinya sendiri saat penyakitnya datang.

Al masih terus mengelus punggung Jordan sampai akhirnya Jordan pun menganggukkan kepalanya memberi tahu jika ia sudah mendingan.

Tapi Al tidak menghentikan mengelus punggung Jordan ia ingin Jordan benar-benar tenang.

Hari sudah semakin panas tapi amanat belum juga selesai man tiap Minggu yang di bahas hanya itu-itu saja.

"Pak" panggil Al sedikit berteriak.

Semua murid langsung menatap ke arah nya begitu pun para guru yang ikut upacara.

"Iya kenapa?" tanya pak Mulyadi.

"Bisa ga jangan lama-lama pegel nih mana panas lagi" pekik Al menutup wajah nya dengan telapak tangan.

"Banyak nawar kamu"

"Yauda kalo ga percaya bapak jangan di sana kan ga adil bapak bisa ngomong banyak nawar lah kalo bapak ga ikut rasain apa yang kita rasakan mana bisa tau" ucap Al dengan secara inci.

Dan itu mampu membuat semua yang ada di sana menatap tak percaya ke arah nya.

Mereka kagum dengan keberanian Al yang bicara seperti itu.

Pak Mulyadi menatap ke arah nya murid nya satu ini memang berani kalo soal bicara.

"Kalian bubar saja" ucap pak Mulyadi pergi meninggalkan lapangan.

"Nah gitu dong kan enak" ucap Al dengan senyum nya.

Banyak murid yang bersorak mendengar itu karena mereka pun sama pegel dan panas.

"Thanks Al" ucap serempak.

"Yoi" sahut Al.

Banyak murid sudah kembali menuju ke kelas nya sedangkan Al dan sahabat nya masih di lapangan.

"Wih hebat lo ngelawan guru killer" ucap Gio menepuk pundak nya.

"Anak ganteng di lawan"

"PD lo kapan hilang nya sih"

Al tak menyahut ucapan itu ia berjalan ke arah Jordan lalu memeluk nya.

Ia tersenyum kemenangan sebab ia ingin memeluk Jordan sedari tadi untuk membuat nya lebih tenang.

Al melakukan itu hanya untuk Jordan karena ia tidak bisa meyakinkan jika Jordan sudah tenang saat ini.

Jordan bernafas lega karena kini kondisi nya sudah kembali seperti biasa sedangkan yang lain menatap itu hanya senyum sebab mereka juga tahu jika Al melakukan hal itu untuk Jordan.

"Thanks" ucap Jordan.

Al hanya menganggukkan kepalanya mendengar itu lalu mereka pun menuju ke kelas.

***
Setelah jam sekolah selesai Al langsung kembali ke rumah nya ia tidak pergi ke basecamp hari ini.

Karena ia ingin mengajak Sandra ke taman walaupun ia tahu jika nanti kemungkinan besar Sandra akan menolak nya.

Tapi tidak ada salah nya mencoba, Al sudah berada di halaman rumah nya ia langsung memarkirkan motor nya.

"Mama Al pulang" ucap Al ketika masuk ke dalam rumah.

Tak ada sahutan dari arah dalam Al mencari Sandra ke kamar nya tapi tidak ada.

Karena tidak ada Al langsung masuk ke dalam kamar nya dan memutuskan untuk membersihkan diri.

Hari ini Al tidak bekerja ia libur 1 hari karena bos nya sedang berada di luar kota.

Setelah selesai bersih-bersih Al langsung kembali ke ruang tamu menunggu kepulangan Sandra.

Sebenarnya ia juga tidak tahu kemana Sandra pergi.

Tak lama pintu pun terbuka Al langsung menatap ke arah pintu ternyata itu adalah Sandra.

Al senyum sebab hari ini Sandra tidak pulang larut malam seperti biasanya dan keadaan nya tidak sedang mabuk.

"Mama darimana?" tanya Al menatap ke arah Sandra.

Tak ada sahutan apapun dari Sandra ia hanya menatap tajam ke arah Al yang masih menatap nya.

"Tadi nya Al mau ngajak mama ke taman tapi mama nya ga ada di rumah"

"Cih malu saya kalo pergi sama anak sialan"

Al tersenyum tipis mendengar itu "Mama mau makan apa biar Al beliin?"

"Ga usah so peduli" ucap Sandra pergi dari sana menuju ke arah kamar nya.

"Sesusah itu Al dapatin cinta nya mama" tanya Al pada diri sendiri menatap punggung Sandra yang mulai menghilang dari pandangannya.

RUMAH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang