023

1.9K 172 41
                                        

Amora dan Elang sampai di rumah hampir pukul satu siang. Memang sengaja menenangkan Amora dulu sebelum sampai rumah. Tidak ingin jika orang tua cewek itu khawatir kalau melihat putrinya pulang dengan keadaan lumayan kacau seperti tadi.

"Mora pulang," ucap Amora begitu memasuki rumahnya. Menyalami mamanya yang sedang duduk di sofa kemudian berpamitan untuk naik ke kamar.

Cewek itu langsung merebahkan dirinya di kasur begitu sampai kamar. Ia menutupi wajahnya dengan tangan kemudian menghela napas.

Berikutnya cewek itu bangkit, mengambil ponsel yang tadi sempat ia taruh di meja belajar. Membuka lockscreen ponselnya dan medapati beberapa pesan masuk dari Arlan. Amora tidak berniat membukanya, tapi tetap ia baca melalui notifikasi.

Amora

Sorry, gw bisa jelasin

Klo udah sampe rumah kabarin

Gw telfon, atau gw samperin sekalian ke rumah

Mor, udh sampe?

Msih di jalan?

Amora, beneran sorry

Lu jgn mikir aneh2 dulu

Gw bakal jelasin

Otw rumah lu

Amora segera beranjak keluar kamar dengan membawa ponselnya begitu melihat pesan terakhir yang dikirim Arlan tiga menit yang lalu. Cewek itu turun ke bawah dan menghampiri mamanya.

"Mama, Mora ke rumah Elang ya. Nanti kalau Arlan dateng buat nyariin Mora, bilang aja kalau Mora nggak di rumah ya, Ma. Tapi jangan blang kalau lagi di rumah Elang," ucap Amora pada mamanya.

Mama Amora menoleh pada putrinya. "Arlan itu yang tinggi terus juga ganteng itu? Yang beberapa kali jemput sama anterin kamu balik?" tanyanya.

"Iya, Mama, yang itu. Pokoknya nanti bilang aja kalau Mora keluar gitu," jawab sang anak.

"Kenapa gitu? Bohong tuh nggak baik loh, Dek. Lagi marahan sama dia?"

Amora menggaruk tengkuknya sekilas. "Emm, enggak kok, Ma. Nanti Mama bilangnya kalau Mora keluar, 'kan Amora beneran keluar. Ehehe, ya Ma? Okeyy, Mora pergi dulu. Makasih Mama-ku sayang," ujar Amora. Dengan cepat mencium pipi kanan mamanya dan bergegas keluar dari rumah.

Cewek itu keluar dari pekarangan rumahnya. Berjalan ke arah kiri dan masuk ke pekarangan rumah Elang.

Melalui pintu yang terbuka satengah, dapat Amora lihat papa Elang yang tengah duduk di sofa ruang tamu. Maka cewek itu dengan ringan melangkah masuk setelah mengetuk pintu sebanyak dua kali.

"Om Hilman, minum apa tuh?" basa basi Amora sambil mendudukkan diri di sofa yang berbeda dengan pria paruh baya itu.

"Kopi, mau? Bikin sana di dapur, masih ada banyak," suruh Hilman setelah menyeruput kopi dan menaruhnya di meja.

Amora menyengir kemudian menggeleng. "Engga deh, Om."

Hilman mencibir. "Sama aja kamu sama Elang, nggak doyan kopi semua."

Si cewek terkekeh. Hendak membalas ucapan Hilman tapi lebih dulu melihat Elang yang baru saja keluar dari dapur dan hendak naik ke lantai dua.

"Ehh, Lang, Lang!" panggilnya sambil menghampiri Elang yang menghentikan langkah.

"Ngapa dah? Barang lu ada yang kebawa gue?" tanya si cowok. Mengira jika Amora ke sini untuk mengambil barang cewek itu yang mungkin saja tidak sengaja terbawa oleh Elang.

Wednesday [Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang