Ujian Semester

43 4 0
                                    

Setelah beberapa waktu berlalu akhirnya hari ini Andra, Bulan dan Fano bisa berkumpul kembali. Ah, atau lebih tepatnya bertemu lagi setelah tadi sebelum pulang sekolah Fano memaksa untuk mereka bersama.

Awalnya Bulan bingung karena tiba-tiba ada yang memanggilnya di depan pintu gerbang sekolah, ia menoleh berusaha mencari sumber suara dan retinanya menangkap dua motor dengan satu pengendara yang melambai-lambaikan tangan. Dirasa mengenali mereka, Bulan pun mendekat dan barulah mereka melepas helm.

"Kok ke sini?"

Terlihat Andra hanya mengendikkan bahu dengan ekspresi datar.

"Udah lama aja gak ketemu. Gak kangen sama gue?" Fano menjawab dengan mata yang mengerling nakal.

Bulan menggelengkan kepala tak habis pikir. "Jadi mau ngapain?" tanyanya dengan pandangan yang kini menghadap ke Andra. "Lo baik-baik aja, kan?"

Andra yang mendengar itu tersenyum kecil. "I'am okay."

Fano berdecih. "Ada gue di sini."

"Haha iya Kak iya. Yaudah, sekarang mau gimana? Kalau gak ada apa-apa lagi gue mau pulang."

Fano sontak menggeleng. "Kalau gak sibuk di rumah mending kita kumpul aja sambil belajar bareng. Gimana? Sebentar lagi lo juga ujian, kan?"

Sejenak Bulan berpikir sampai akhirnya ia mengangguk dan di sinilah mereka sekarang, sebuah cafe yang tak jauh posisinya dari taman kota yang selalu Andra dan Bulan kunjungi.

"Lo mau pesan apa, Lan? Biar gue yang bayar," ujar Fano.

"Gue ngikut aja, Kak."

"Oke, lo Ndra?" Kini pandangannya beralih ke Andra yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mereka.

"Terserah aja, gue ngikut."

Fano mengangguk mengerti lalu setelahnya melambaikan tangan memanggil waiters.

"Jika ada menu tambahan bisa dipanggil lagi, Kak. Pesanan akan segera diantar, terima kasih," ucap waiters itu tersenyum ramah dan segera meninggalkan meja.

"Jadi mau belajar apa?" Bulan buka suara setelah beberapa saat hanya terjadi keheningan.

Di tempat duduknya Fano tersenyum seperti orang bodoh. "Gak tau," ucapnya.

Andra menghela napas pasrah. "Gak usah belajar, makan aja abis itu pulang."

Bulan cemberut. "Ya udah, deh, kalau gitu."

"Main dulu aja gimana? Masa langsung pulang." Fano tak terima dengan apa yang Andra ucapkan.

"Main kemana? Gue ada urusan di rumah."

Bulan dan Fano bungkam mendengarnya. "Oke, kita pulang." Final Bulan.

Pesanan pun datang, tanpa menunggu lama mereka langsung menyantapnya ditemani obrolan ringan dengan Andra yang akan menimpali sesekali.

"Jadi sekarang ibu lo lagi hamil?" Fano bertanya setelah Bulan sedikit menceritakan tentang keluarganya di rumah.

"Gue juga masih belum bisa nerima sepenuhnya, tapi buktinya sekarang udah hampir mau empat bulan."

"Kenapa gak dari dulu ibu lo selesai sama laki-laki itu?"

"Gak tau, mungkin emang jalannya harus gini."

"Ya, seenggaknya demi perasaan ibu lo sendiri, Lan."

"Gu-"

"Gak semua hal yang menurut lo baik juga keputusan terbaik buat orang lain. Mungkin ibunya Bulan masih mau bertahan karena dia ada beberapa pertimbangan yang bisa aja gak kepikiran sama kita." Andra menimpali sebelum Bulan menyelesaikan kalimatnya.

SEMICOLON (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang