Rooftop

17 5 0
                                        

Sudah hampir dua minggu ini Bulan selalu mencoba mencari-cari kesempatan sekedar untuk bisa melihat sosok Adhit di kelasnya namun selama itu pula ia tidak pernah bertemu dengan sosok itu.

Seperti istirahat kali ini misalnya, lagi-lagi ia meminta pada Zyah teman dekatnya untuk melewati koridor IPA-3 yang otomatis membuat jarak menuju kantin semakin jauh alih-alih memilih jalan yang dekat dari kelasnya.

Zyah yang melihat gadis di sampingnya terus mencoba mencari seseorang di kelas IPA 3 lewat kaca hanya mendengus kesal, sebenarnya siapa yang dicari Bulan? Karena jengah ia menyenggol pelan bahu gadis itu yang menyebabkan sang empu terlonjak kaget.

"Kenapa?" tanya Bulan dengan tatapan penuh tanya.

Sebelum menjawab Zyah menghela kesal. "Lo cari siapa sih? Udah dua minggu kita selalu lewat sini dan lo sama sekali gak ngasih tau gue siapa orangnya."

"Lo suka sama salah satu murid di kelas ini?" tanya Zyah lagi.

Bulan melotot. Ia memberikan gerakan jari yang menyentuh bibir bermaksud untuk membuat gadis di depannya diam. "Lo bicara jangan keras-keras. Kalau didengar orang gimana?!"

"Lagian lo."

Bulan menghela pelan. Ia tau ia juga salah karena terus-terusan menghindar ketika ditanya tentang orang yang dicarinya. "Udah ah, ayo ke kantin nanti keburu masuk."

Zyah melongo tak percaya ketika melihat Bulan langsung berjalan meninggalkannya setelah berucap seperti tadi. "Bukannya dia yang buang-buang waktu?" tanyanya entah pada siapa dan tanpa menunggu lama lagi langsung menyusul Bulan yang sudah jauh di depan sama.

"Woi, tungguin gue!!!"

Bulan yang mendengar teriakan Zyah hanya menoleh sesaat lalu tanpa menunggu lagi ia melanjutkan langkahnya.

"Lo kebiasaan ninggalin orang." Dengan napas yang sedikit memburu Zyah mengungkapkan kekesalannya ketika ia sudah sampai di dekat meja tempat Bulan duduk untuk makan.

Bulan yang melihat itu tanpa menjawab langsung menyodorkan segelas jus jeruk kesukaan temannya itu yang disambut dengan cengiran khas dari seorang Zyah yang dengan seketika juga kekesalannya seolah lenyap ketika menerima minuman itu.

"Lo emang paling ngerti gue, hehe."

Bulan menyunggingkan senyum tipis lalu kembali memberikan semangkok bakso tanpa sayur yang langsung diambil oleh Zyah ketika ia telah mendudukan tubuhnya di hadapan Bulan. "Yeay! Thank you!!!"

Bulan hanya berdehem sebagai balasan, ia cukup tau untuk memesankan juga makanan gadis di depannya karena sudah mau mengikuti keinginan dan menjadi teman baiknya selama ia bersekolah di sini. Jika dipikir-pikir, ia memang tidak terlalu banyak mempunyai teman, mungkin banyak tapi hanya seperlunya saja.

Keduanya tanpa banyak bicara lagi langsung sibuk dengan makanan masing-masing dan hanya sesekali Zyah bercerita tentang kekesalannya pada sang kekasih yang melanggar janji untuk menjemputnya tadi pagi. Mendengarkan itu Bulan pun hanya menganggapi sekenanya karena tidak ingin terlalu jauh mencampuri hubungan mereka, lagi pula Bulan juga tau jika Zyah hanya butuh didengarkan.

Selesai makan, Bulan menatap orang di depannya sesaat. "Zy?"

"Ya?" Zyah yang memang sedang merogoh uang di saku kini menatap Bulan bertanya.

"Kenapa?" Ulangnya saat Bulan hanya diam.

"Mmm … lo ke kelas duluan aja, ya? Gue ada urusan sebentar."

Zyah menatap Bulan penuh ragu. "Gak gue temenin aja?" tanyanya karena ia cukup tau Bulan tidak suka berjalan sendirian saat di sekolah.

"Ng … nggak, nggak papa, gue sendiri aja."

SEMICOLON (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang