Bulan menatap Andra yang kini berdiri di depannya dengan tatapan heran, tadi pagi pemuda itu tiba-tiba menelpon untuk mengajak ke suatu tempat, katanya. Namun, sama sekali tidak memberitahu kemana mereka akan pergi. Berbekal rencana sepihak dan sedikit paksaan akhirnya Bulan menyetujui untuk ikut, apalagi sekarang juga merupakan hari libur jadi tidak ada salahnya kan sekedar melepas penat?
Namun, keheranan Bulan tidak cukup sampai di situ. Ia merasa aneh juga kenapa Andra memilih menggunakan mobil alih-alih motor seperti biasanya. Dan ketika ditanya kenapa, Andra hanya menjawab, "Panas kalau pake motor." Padahal biasanya setiap mereka jalan, pemuda itu tidak pernah mempermasalahkan cuaca. Oke, ini tidak penting tapi ….
"Lan."
Lamunan Bulan buyar saat suara itu menyapa pendengarannya. Ia kembali menatap Andra dengan sadar. "Ya?" jawabnya seperti orang linglung.
"Ayo, keburu siang."
"Ah, iya-iya."
Lalu tanpa menunggu lama lagi mereka langsung memasuki mobil.
Kembali. Kebingungan Bulan bertambah saat di dalam mobil terdapat satu dus besar yang disimpan di kursi penumpang.
"Lo gak niat bawa gue kabur, kan, Ndra?"
Detik berikutnya Bulan meringis saat sebuah geplakan mendarat mulus di kepalanya. Ia menatap Andra -si pelaku- dengan kesal. Andra balas menatap ketika selesai memasang seat belt di tubuhnya.
"Kok geplak kepala gue? Kalau lo lupa gue anak yatim tau." Bulan mengucapkannya dengan nada becanda.
Andra mendengus. "Gak lucu. Lagian pikiran lo kemana-mana."
"Abisnya, ditanya gak pernah dijawab."
Hembusan napas malas terdengar dari Andra. Kenapa hari ini Bulan begitu cerewet? Pikirnya.
"Kita ke mini market."
Bulan melongo. "Ha?"
Setelah itu tidak ada lagi balasan dari Andra karena pemuda itu sudah sibuk dengan setir dan fokus pada jalanan.
Bulan sendiri hanya diam sambil menatap ke luar jendela. Sudahlah, ia akan tau nanti kemana Andra akan membawanya.
Lima belas menit berlalu dan kini Andra sedang memarkirkan mobilnya di depan sebuah mini market.
Sedikit kebingungan Bulan mengedarkan pandangannya, ternyata pemuda itu tidak berbohong dengan apa yang dikatakan. Tapi, untuk apa mereka ke sini? Kesadarannya kembali ketika ia mendengar pintu mobil yang ditutup. Dari dalam, atensinya menangkap sosok Andra yang sudah mulai berjalan memasuki mini market itu.
Bulan mendengus, tidak bisakah Andra mengajaknya? Lalu dengan terburu-buru ia menyusul.
"Kok ditinggal, sih?" tanya kesal Bulan saat ia sudah berada di dekat Andra.
Tanpa menjawab pemuda itu hanya mengendikkan bahu lalu berjalan dengan membawa troli yang membuat Bulan lagi-lagi mendengus kesal. Langkahnya kembali mengikuti Andra.
"Lo mau apa? Ambil aja." Itu suara Andra yang saat ini tengah asik memasukkan berbagai macam makanan ringan berbagai ukuran ke dalam troli.
Dapat Andra lihat dari ujung mata Bulan menggeleng yang membuatnya langsung menatap gadis itu.
"Beli aja, gue yang bayar. Biasanya juga suka diajak jajan."
Bulan mengerucutkan bibirnya. "Lo aja udah beli banyak banget Ndra. Buat apa lagi?"
Pandangan Andra beralih ke troli yang sudah hampir penuh dengan berbagai jenis snack dan juga minuman botol. "Tapi ini bukan buat lo," ujarnya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMICOLON (COMPLETED)
أدب المراهقينDua tokoh utama yang dipertemukan tanpa sengaja dengan membawa luka hidup masing-masing. Berusaha menjadi kuat di hadapan satu sama lain meskipun salah satu dari mereka selalu gagal dalam menunjukkannya. Hal-hal sederhana yang dilakukan Bulan selal...