saat tengah amat kesal dan marah pada orang-orang di sekelilingmu, merasa bahwa mereka memperlakukan dirimu dengan semena-mena, kau ingin marah, berteriak sekencang mungkin, menghancurkan apapun yang ada di dekatmu, memaki siapapun yang ada di pelupuk matamu, namun kau tak bisa, kau tak bisa.
kau berlari menuju tempat persembunyianmu, tempat paling nyaman yang kau sukai, kau menyalakan handphone-mu dan memutar sebuah lagu, pikiranmu melanglang buana, netramu terpaku pada atap kamarmu yang masih sama seperti hari kemarin, dengan matamu yang buram, kamu terus menatapnya, gelap dan suram karena lampunya sudah kau matikan, lagu mengalun memenuhi rungumu, lalu dengan mata tetap terpaku kau pun membayangkan hal-hal menyenangkan.
membayangkan dirimu terjun bebas dengan kecepatan penuh dari atas langit, lalu saat hampir menyentuh daratan, dengan ajaibnya dari punggungmu akan muncul sayap abu-abu yang membentang dan membuatmu terbang, tak jadi menyentuh tanah, kau mengepakkan sayapmu dengan perasaan riang, seakan ada sesuatu yang berhasil kau lepaskan, ada sesuatu yang berhasil kau bebaskan, kau tersenyum dengan tenang, kau bahagia saat mampu bercumbu dengan awan yang kau sukai, langit favoritmu jadi amat dekat, kau amat suka terbang, kau jadi ingin terus terbang.
lagu yang berbeda kini memenuhi kamarmu, bibirmu tersenyum, entah untuk apa, tapi matamu justru basah, entah karena apa, akhirnya kau menangis dalam diam, mengeluarkan segala sesak yang membebanimu, dan entah mantra apa, kau akhirnya merasa lega, seperti ada yang terlepas, meski kamu masih belum paham, itu apa.
--renjanalara
30 April 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Lara [ Slow Update ]
Poetryberisi sajak-sajak berantakan tak beraturan serumit isi kepala yang dikerubuti kata-kata tanpa jeda. #1 [ bicara ] 5 Juli & 27 November 2023 2 Juli 2024 #6 [ bait ] #2 [ curahan hati ] #5 [ capek ] #15 [ lara ] #13 [ quote ] #6 [ renjana ] #15 [ poe...