16:48

7 2 0
                                    

Dua cangkir berisi nostalgia.

Dengan secangkir kecemasan yang kuteguk pelan-pelan, serta sepiring rasa takut yang kujadikan cemilan. Aku menunggumu datang petang itu. Berharap ada kamu dan suara sapaan di depan gerbang karatan yang termakan zaman. Atau mungkin, kamu yang duduk di samping kiriku sambil menyesap segelas rasa bosan. Aku masih sangat mengingat, camilan favoritmu adalah kerinduan. Dahulu, kita sering bercengkrama di teras rumah ini sembari membahas masa depan yang saat itu hanya mampu kita bayangkan. Lalu suatu sore, kamu tak lagi datang. Gelas milikmu sudah tak lagi mengepulkan asap, mendingin sejalan dengan hatimu yang mulai tak dapat aku genggam lagi. Camilan favoritmu pun mendingin, menyisakan remahan-remahan rindu yang tak lagi berbentuk. Aku masih saja duduk di sini, menatap lurus pada jalanan sepi depan rumahku. Sekali lagi, aku berharap, kau berdiri di bawah pohon mangga yang tak pernah berbuah itu, menatapku dan melambaikan tangan, setidaknya, aku ingin mendapat salam perpisahan.

...

--renjanalara

17/02/24

Renjana Lara [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang