Dahulu aku mampu, berdarah-darah hanya untukmu.
Seakan seisi dunia dapat kumiliki hanya untukmu seorang.
Buncah dalam dadaku merangsek tak sabaran ingin sekali memelukmu, hanya untukku.
Bahkan rasanya tak rela saat netramu menatap wajah lain selainku.Cinta yang begitu menyiksa kita berdua.
Temaram malam tak mampu memupuskan harapan kita yang setinggi angkasa.
Berjanji bahwa badai apapun mampu kita lewati meski disertai rinai.
Tak ada yang mampu menumpas renjana yang kita miliki.Aku dan dirimu diam-diam menyimpan belati.
Berjalan melewati ribuan duri tanpa sadar bahwa tengah saling menyakiti.
Menikam sambil menertawakan bahagia yang berujung melankolia.
Harusnya kita berdua berlari saja, saling membelakangi meski harus berakhir sengsara.
Harusnya nestapa ini tak perlu ada, andai saja tak pernah ada kita.--renjanalara
Sebuah sajak yang dibuat atas tantangan dari diri sendiri. Yap, aku minta temanku untuk memberiku sebuah kata, lalu aku jadikan "tema" untuk puisinya. Beginilah jadinya, hehe.
13 Juli 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Lara [ Slow Update ]
Poetryberisi sajak-sajak berantakan tak beraturan serumit isi kepala yang dikerubuti kata-kata tanpa jeda. #1 [ bicara ] 5 Juli & 27 November 2023 2 Juli 2024 #6 [ bait ] #2 [ curahan hati ] #5 [ capek ] #15 [ lara ] #13 [ quote ] #6 [ renjana ] #15 [ poe...