...Dalam semestaku yang sunyi, di sanalah diriku bersembunyi.
Bersama bayang hitam yang mengikuti, aku hidup tanpa arti.
Tawaku yang kau dengar, tak seperti tangis pilu yang kerap kupukul mati.
Jiwaku yang hancur, menabur racun membinasakan hati.
Pada gersang yang kesekian, dengan bodohnya aku meratap.
Berharap bahwa embun mungkin saja akan tertinggal pada jejak yang berarak.
Harusnya kupatahkan saja engaku saat singgah kemarin sore kala hujan amat deras.
Tak perlu kuberi kau sejengkal hangat peluk serta secangkir penawar yang membuatmu kembali utuh.
Namun sayang, nyatanya retakan berserak yang ku benci itu masih saja mendambakan hadirmu.
Pecundang teduh yang membuatku layu.
...
--renjanalara
03-11-2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Lara [ Slow Update ]
Poetryberisi sajak-sajak berantakan tak beraturan serumit isi kepala yang dikerubuti kata-kata tanpa jeda. #1 [ bicara ] 5 Juli & 27 November 2023 2 Juli 2024 #6 [ bait ] #2 [ curahan hati ] #5 [ capek ] #15 [ lara ] #13 [ quote ] #6 [ renjana ] #15 [ poe...