meski derai hujan dalam dadamu kian reda, aku masih mendapati mendung menggelayut di ujung netramu yang sayu, riak wajahmu terasa amat sendu.
meski sesekali bibir tipismu mencipta tawa, yang masuk ke dalam runguku hanyalah sebuah kehampaan tanpa tujuan, matamu tak melahirkan sabit yang berkilau, hanya ada sependar cahaya temaram yang kian redup.
engkau banyak diam, sesekali tertawa pada entah apa itu, aku terus menatapmu dalam bisu, ingin sekali aku memberimu sebuah pelukan dengan segenap rindu ... namun aku tak mampu.
bagaimana aku mampu menyapamu, jika sumber hancurmu adalah aku yang kini tak lagi di sisimu.
... 💫
--renjanalara
8 Mei 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Lara [ Slow Update ]
شِعرberisi sajak-sajak berantakan tak beraturan serumit isi kepala yang dikerubuti kata-kata tanpa jeda. #1 [ bicara ] 5 Juli & 27 November 2023 2 Juli 2024 #6 [ bait ] #2 [ curahan hati ] #5 [ capek ] #15 [ lara ] #13 [ quote ] #6 [ renjana ] #15 [ poe...