...
Sore ini, aku menyapu sisa-sisa nestapa yang berserak di halaman milikku. Semenjak langit tak lagi nampak biru dalam netraku, ku putuskan untuk berhenti mengejarnya. Rasanya melelahkan sekali, harus berlari sembari membawa sekantung harapan yang tak pernah kau iyakan. Jalanan setapak yang sering membuatku tersandung dan menciptakan tawa kecilmu, kini sudah hilang tertimbun segala impian kita yang runtuh dari langit. Aku masih ingat, senja itu kau pergi dengan menaiki kuda putih gagah milikmu, dengan balutan kain serba putih yang melingkupi tubuh tegapmu. Ingatanku masih begitu jelas, kau tersenyum padaku seraya melambaikan tangan, memberikan salam perpisahan. Namun aku tak ingat jelas, kalimat yang kau katakan kala itu sebenarnya apa. Apakah, "Sampai jumpa lagi," ataukah, "Aku pergi, ya."
Entahlah, ingatanku buram dikarenakan hujan yang tiba-tiba deras dalam dadaku.
...
--renjanalara
18/April/2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Lara [ Slow Update ]
Poesieberisi sajak-sajak berantakan tak beraturan serumit isi kepala yang dikerubuti kata-kata tanpa jeda. #1 [ bicara ] 5 Juli & 27 November 2023 2 Juli 2024 #6 [ bait ] #2 [ curahan hati ] #5 [ capek ] #15 [ lara ] #13 [ quote ] #6 [ renjana ] #15 [ poe...