Aku tidak tahu, di manakah harus kutemukan pendar yang dahulu menyala dalam netra gelapmu.
Aku tak mengerti, mengapa pelukan yang semula hangat kini terasa amat asing dan dingin membekukan jiwaku.
Entah mengapa genggaman yang dahulu terikat erat ternyata telah terlepas jauh tanpa kusadari.
Sejak kapan?
Kenapa kita tak lagi bisa saling memahami dengan cara paling sederhana?
Kenapa menatap langit senja bersama tak lagi jadi hal yang istimewa?
Sebenarnya, sejak kapan rasa mie kuah buatanku dan kopi hitam pekat favoritmu tak lagi menarik minatmu?
Kenapa hanya diam?
Kenapa memilih bungkam?
Kenapa harus meninggalkan?
Aku, kesepian.Mengapa semuanya menjadi rumit?
Aku berkelana menyusuri semak belukar hingga berdarah demi sebuah jawaban, namun yang kudapati hanya keterasingan.
Dan kini, kutemukan jejakmu yang mulai memudar bersamaan dengan hati yang remuk berantakan.
--renjanalara
6 April 2023.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Lara [ Slow Update ]
Puisiberisi sajak-sajak berantakan tak beraturan serumit isi kepala yang dikerubuti kata-kata tanpa jeda. #1 [ bicara ] 5 Juli & 27 November 2023 2 Juli 2024 #6 [ bait ] #2 [ curahan hati ] #5 [ capek ] #15 [ lara ] #13 [ quote ] #6 [ renjana ] #15 [ poe...