14 - His Touch

1.5K 20 2
                                    


*Mia*

Nicholas menyuruhku untuk apa? Menyaksikan dia berhubungan sex? Manusia gila macam apa dia? Hal gila macam apa ini?

Mata hitam itu sedari tadi menatap mataku. Tatapan yang begitu menusuk dan mengintimidasi, tapi juga, sangat.....indah. Mata hitam pekat yang baru kali ini aku lihat pada seorang manusia.

Lamunanku buyar ketika aku merasakan sebuah lengan disekitar pinggangku dan menyentakku mendekat ke arah tubuhnya

"Maksud Tuan apa? Saya harus menonton Tuan..."

"Ya. Lo harus tonton gue"

Dasar pria narsistik!

"Saya tidak mau Tuan. Tolong suruh saya melakukan hal yang lain saja. Saya tidak..."

"Lo nentang gue?"

Mata hitam legam milik Nicholas menatapku beringas. Seperti tak ada kata ampun. Aku tidak mau terjebak disini.

"Tolong jangan paksa saya untuk menuruti kemauan anda yang ini"

Tiba-tiba rengkuhan lengannya merenggang hingga akhir terlepas dari pinggangku. Nicholas menatap mataku untuk beberapa detik dan ia meninggalkanku begitu saja dan berjalan ke arah meja kecil yang berisi banyak sekali minuman beralkohol.

Apa dia tidak pernah minum air putih?

Apa jangan-jangan sifat emosionalnya itu datang karena terlalu banyak alkohol? Aku rasa komposisi darahnya itu hemoglobin dan alkohol. Ih, peduli apa aku?!

Punggung tegap nan lebar itu kini menjadi bagian dari tubuh Nicholas yang menghadap ke arah ku. Tak sekalipun ia berbalik ke arahku dan tanpa ada satu kata pun keluar dari mulutnya. Nicholas mendudukkan dirinya di pinggir meja kerjanya, menyilangkan kedua tangannya tepat didepan dada bidangnya yang semalam aku pandangi.

Tatapan Nicholas padaku saat ini membuatku takut dan juga.....bergairah?

Mata hitamnya dalam seperti palung laut terdalam dimuka bumi yang rasanya mustahil untuk dapat keluar darinya. Aku ingin menyelam ke dasarnya, namun saat yang bersamaan aku juga ingin keluar bebas lepas darinya.

"Kenapa Almia?"

"Hmm?"

"Lo nentang gue gara-gara apa yang gue lakuin semalam ke lo?"

YA! IYA! IYA! IYA! Rasanya ingin ku berteriak padanya agar ia tau betapa marahnya aku pada dirinya. Apa aku harus lakukan rencanaku? Buat Nicholas marah hingga dia membunuhku? Tapi separah apa siksaan Nicholas pada orang-orang yang membuatnya marah? Aku sangat takut pada rasa sakit, tapi bukankah kematian itu dekat dengan rasa sakit? Apa aku siap menerima rasa sakit itu? Pasti ada cara lain untuk aku bisa pergi dari sini kan?

"Mia!"

Mata hitam itu menatapku lekat-lekat yang entah kenapa memberikan efek mengerikan padaku. Jantungku berdetak lebih kencang dari sebelumnya, bahkan aku rasakan detak jantungku sendiri di leherku

"Kenapa saya harus menonton Tuan menikmati wanita-wanita itu?"

"Karena lo submissive gue. Lupa?"

Dengan angkuhnya ia menyesap alkohol berwarna coklat itu tanpa memutus tatapan matanya padaku.

"Hmm. Apa mereka juga akan menonton Tuan ketika menikmati tubuh saya? Apa tubuh saya juga menjadi bahan tontonan orang-orang nantinya?"

Nicholas tiba-tiba berhenti menyesap alkohol miliknya. Walaupun sangat jauh, tapi aku bisa melihat ekspresi matanya berubah. Tidak seperti tadi, tatapan mata ini begitu mirip dengan tatapan marah Nicholas waktu itu memeluk Travis, tapi kali ini jauh lebih mengerikan. Ia menaruh gelasnya dan berjalan ke arahku dengan langkah tegap, panjang dan pasti.

THE TEMPTATION (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang