20 - Don't Confuse Me

994 11 3
                                    

*Mia*

Aku terbangun karena matahari menyeruak dengan terangnya tepat di wajahku. Rasanya lelah sekali tubuh ini, bergerak saja rasanya aku tidak sanggup. Ku buka mataku yang masih sangat berat itu dan mengerjapkannya perlahan-lahan agar mataku dapat fokus melihat objek yang ada didepan mataku. Hingga akhirnya mataku yang berat itu terbuka dan ternyata aku bangun seorang diri di ranjang ini. Nicholas sudah tidak ada disampingku, kemana dia? Aku dapati diriku tertutup selimut putih yang tebal dan juga nyaman. Aku tengok ke kiri dan kanan dan juga aku pasang telingaku lekat-lekat, barangkali Nicholas ada di kamar mandi.

Aku melihat ke sisi ranjangku, ternyata sudah jam 9:15 pagi. Aku renggangkan badanku, aku renggangkan kedua tanganku ke atas kepala dan menariknya keatas sekuat tenagaku dan menarik kedua kakiku kebawah.

Aku kembali memasang kedua telingaku baik-baik, barangkali aku mendengar suara dari kamar mandi.

Tapi nihil. Kamar ini sunyi sekali, terlalu sunyi.

Kapan dia bangun? Kemana dia pergi? Setelah apa yang kami lakukan semalam, ada sedikit rasa aku ingin melihat wajahnya ketika aku membuka mata. Ada sedikit rasa aku ingin terbangun dengan kecupan hangat di bibir dan dahiku.

Ah! Aku pejamkan erat kedua mataku, memegang sisi kepalaku dan mengutuk diriku sendiri yang sempat berfikir untuk bangun disamping Nicholas.

Harusnya aku sadar diri kalau aku hanya submissive nya saja, aku hanya dibutuhkan kalau dia butuh perempuan untuk melampiaskan nafsunya. Kenapa aku berharap untuk mendapatkan lebih. Jelas-jelas Nicholas menegaskan hal itu padaku.

Ku buka kembali mataku pelan-pelan dan ku tatap langit-langit kamar ini. Langit-langit yang dihiasi dengan ukiran gipsum indah dan lampu gantung modern yang estetik yang menjadi saksi bisu apa yang aku dan Nicholas lakukan semalam.

Semalam? Apa yang aku lakukan semalam? Bodoh sekali kamu Mia! Pergumulan panas itu aku yang memulai! Apa yang merasukiku? Aku kenapa?

Aku menghela nafasku pelan dan ku dudukkan diriku pelan-pelan sambil memegang selimut dibagian dadaku.

"Sssttt, aahh"

Selangkanganku sakit sekali, astaga senyeri ini ternyata.

Aku dudukkan diriku dan bersandar di kepala kasur. Ku sisir rambut disebelah kiriku dengan jari entah kenapa kepalaku menoleh ke arah kiri, tepat ke jendela yang meloloskan sinar matahari yang begitu hangat dan terangnya. Di balik jendela terdapat banyak tanaman mawar dan hydrangea berbagai warna. Cantik sekali. Aku mengingat kembali halaman rumahku yang dulu. Betapa indahnya pemandangan kala itu. Aku dan Josh membantu Bunda menata dan menanam bunga-bunga yang cantik itu. Rumah itu penuh cinta, kasih sayang dan tawa. Tapi semua itu lenyap dalam semalam. Yang aku ingat adalah, Bunda menyuruhku untuk kabur lewat pintu rahasia dan jangan menengok kebelakang, apapun yang terjadi. Yang aku ingat lagi adalah suara tembakan bertubi-tubi.

Josh, Bunda, Ayah....

Kenapa kalian meninggalkanku? Apa yang terjadi pada kalian saat itu? Siapa mereka? Apakah kalian berbuat salah pada orang-orang jahat itu?

Hidupku yang sangat bahagia saat itu lenyap dalam semalam. Sekarang? aku hanya sebatang kara, entah siapa yang tega membunuh orangtua dan kakakku. Aku sekarang tinggal dirumah besar dengan pekarangan yang indah, mengingatkanku pada Bunda, mengingatkan aku pada rumahku yang penuh dengan kenangan manis itu...

Rumah ini terlalu indah untuk ditinggali oleh laki-laki yang memilih jalan hidup yang berbahaya. Jika saja rumah ini dipenuhi dengan cinta dan rasa sayang, pasti rumah ini akan jadi lebih hangat, tidak dingin dan misterius seperti ini. Suatu saat, lambat tapi pasti, rumah ini dan Nicho.....

THE TEMPTATION (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang