31 - I Will Do Everything, Whatever It Takes

486 10 6
                                    


Nicholas

Gue gendong Rhea ke kamar, masih dengan timun nancap di vag*nanya. Makin lama desahan Rhea makin liar dan gue yakin sebentar lagi tujuan gue akan tercapai. Gue tidurin dia di kasur, dengan mata nanarnya, dia natap gue yang sekarang berdiri tepat didepannya. Tubuhnya menggeliat manja dan resah, nunggu gue untuk bikin dia klim*ks lagi seperti tadi.

"Sayaaannghhh pleasseeehhh"

Gue acuhkan permintaannya, gue ambil botol Balkan 176 Vodka yang ada di meja rias Rhea dan gelas sloki bersih. Gue tuang setengah untuk Rhea

"Minum" perintah gue ke Rhea

Rhea menggeliat bangun, susah payah entah karena badannya lemas atau karena ada timun yang nancap di vag*nanya. Dia ambil gelas itu dari tangan gue, dan dengan sekali teguk, semua minuman itu dia habiskan. Wajahnya meringis. Gue kasi gelas kedua, gak lama wajahnya mulai memerah. Gue taruh botol dan gelas sloki di meja terdekat dan ini saatnya gue eksekusi Rhea.

"Sayaaanngghhh, nnggghhh, iniiih boleehh uuhh dilepaassshhh gaaakkhh?" wajahnya yang mulai memerah dan jarinya nunjuk timun yang masih ada di vag*nanya

"No"

Wajah Rhea cemberut. Bibirnya maju kedepan dan pipinya sudah merah padam. Rhea menggeliat-geliat, mencari kenyamanan. Akhirnya dia duduk dengan kedua tangannya dibelakang menyangga tubuhnya dan kedua kakinya mengangkang lebar dihadapan gue

"Masturb*** pake timun"

"Hhhmmhh? Kok pakeh timunhh?"

Gue tarik kursi rias Rhea dan duduk tepat didepan nya. Gue mulai meloloskan satu persatu kancing baju gue dan pertontonkan beberapa tato didada bidang gue yang gue tau Rhea paling suka.

"Gue mau liat seberapa bin*lnya lo sekarang"

"Mmmhhh tappiiihh aahhh tappiiihhh akuuhh maunyaa ituh kont*l kamuuuhh disiniiihh, bukaann timuunnhh"

Gue berdiri dari kursi dan tatapan mata Rhea yang jelalatan ke arah selangkangan gue yang jelas-jelas bengkak. Lidahnya menjilat bibirnya sendiri, bibir bawahnya digigit manja, gue buka celanan gue hingga kont*l gue pun lepas dari sangkarnya, menunjuk ke arah Rhea yang sekarang menatap kont*l gue seperti serigala yang kelaparan. Gue merangkak ke atas kasur dan sekarang Rhea tepat dibawah gue

"Bilang lagi"

"Mauunyaa kont*l kamuuhh disiniiihhh" desah Rhea yang mulai gelisah dan kayanya dia mulai tipsy

"Lagi"

"Eeennggghhhh, mauunyaa kont*l kamuuhh sayaaanngghhh, mauunyaaa ituuuhh bukan timuun!!" Rhea mulai gelisah dan cemberut karena gue suruh dia ulang-ulang apa yang dia bilang

"Mau kont*l gue dimana?"

"Mem*k akuuhh"

"Dimana?"

"Mem*k akuuuhh"

"That's not the answer I want Rhea"

"Mmmhhh, mau kont*l kamuhh diihh mmhhh mem*k lacuur akuu sayaannghh"

"How dirty are you?"

Gue mengelus sisi wajah Rhea yang mulai memerah dan memanas. That's it, ini yang gue mau. Rhea dalam keadaan kayak gini..

"I am your dirty slut Sayaannghh, mem*k p*rek, aku p*rek kamu, pleasseee pakeeh akuuhh mmhhh. Udah gak tahaann iihhh, mem*k p*rek aku udah kedut keduuutt iiihhhh"

Senyum smirk menghiasi wajah gue, kedua tangan Rhea sekuat tenaga menarik tengkuk gue untuk bisa ciuman dan kedua kakinya dorong pinggul gue supaya dia bisa rasain kont*l keras gue di vag*nanya. You are a really easy woman Rhea. Gue turuti kemauannya Rhea tapi untuk saat ini gue mau dia yang kerja, gue mau dia yang puasin diri dia sendiri.

THE TEMPTATION (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang