15 - Now We Have A Problem

1.4K 17 0
                                    

*Nicholas*

Dengan posisi Mia yang sedang duduk di paha gue, jujur bikin gue gak tahan. Aroma tubuhnya yang mirip dengan aroma vanila, rambut panjangnya yang menjuntai dan kulit halus tak cacat sedikit pun. Mengelus kulit mulusnya dan menghirup aroma tubuhnya cukup membuat gue mabuk, lebih mabuk daripada whiskey, bourbon, tequilla yang gue minum sehari-hari.

"Dan sepertinya gue harus berkunjung ke bawah sini"

Gue sibakkan kedua pahanya sedikit dan mengelus klitorisnya pelan-pelan dari luar celana dalamnya. Kepala gue bersandar di bahu Mia dan hidung gue menempel tepat di lehernya, berusaha menghirup aroma tubuh Mia sebanyak-banyaknya. Sesekali gue kecup pundak dan lehernya

Cup

Cup

Cup

"Mmmhhh mmmmmhhhh aaahhhhh"

Desahan lembut nan halus Mia menjadi musik paling indah yang pernah telinga gue dengar. Entah ada dorongan apa, gue selalu ingin mendengar desahan itu dikuping gue. Dengan kedua jari, gue sibakkan celana dalam yang menutupi vagina Mia ke samping kiri dan gue bisa merasakan vagina Mia mulai basah.

"Aaahh mmmhhh sshhhh aaaaahhhh"

Cup

Cup

Gue merasakan lambat laun satu tangan Mia mencengkram pundak gue dan satu lagi berusaha menahan tangan gue untuk memainkan klitorisnya lebih jauh.

"Aaaaahhhhhh aaaaahhhhhh ssshhh Tuaaannhh stooopphhh"

"Kenapa Miss Webbers? Hmm? Kenapa lo minta gue berhenti?"

Cup

Cup

Cup

"Aaaahhh Tuaannhh, vagina sayahh mmhh masih sakiiittthhh"

"Sakit?"

Mia menganggukkan kepalanya pelan, matanya terpejam entah karena kenikmatan yang gue berikan di klitorisnya atau karena betul kesakitan. Gue elus pelan vaginanya naik turun untuk memastikan Mia nyaman dengan perlakuan gue

"Kalau begini, masih sakit?"

Mia mengangguk

"Masih Tuan mmhh"

Gue mendongak keatas dan menatap wajah lembut Mia. Wajahnya begitu teduh, tapi semakin lama gue menatap wajah Mia, gue merasa pernah bertemu orang yang begitu mirip dengan dia. Apa ini hanya halusinasi gue? Entahlah dan gue gak peduli itu, yang penting adalah Mia ada dipangkuan gue, ada di genggaman gue dan dia tunduk pada gue.

"Mau ke dokter? Hmm?"

Mia menggelengkan kepalanya pelan

"Kenapa? Katanya sakit? Gue gak mau submissive gue nahan sakit atau ada luka terutama di vagina"

"Saya tidak perlu ke dokter Tuan, saya hanya perlu istirahat. Apa boleh?"

"No. Lo gak boleh kemana-mana"

Tubuh Mia sedikit menegang, gue elus wajahnya, pipinya, dan naik ke rambutnya.

"Tapi Tuan, saya..."

"Gue akan pakai cara yang lain"

Gue buka kancing baju Mia satu persatu dan sekarang menyisakan bra yang terpampang sempurna di mata gue. Hari ini bra yang Mia pakai berwarna biru donker, pilihan yang tepat, berbanding kontras dengan kulit putih mulus Mia. Apalagi, cup bra nya yang sedikit kekecilan, membuat payudara atasnya terlihat seperti akan tumpah. Menggemaskan

THE TEMPTATION (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang