*Nicholas*
"Gue butuh lo"
Gue tatap mata Mia, dalam. Mia begitu cantik dan menggoda dengan piyama dress satin putihnya ini. Maria pilih dress yang tepat untuk Mia gue. Kalau gue gak seperti ini sekarang, gue akan robek dressnya dan having sex sama Mia sampai pagi atau sampai buat Mia gak bisa jalan beberapa hari. Setelah apa yang gue lalui 4 hari ini, gue gak mau mata Mia luput dari mata gue. Tangan Mia gak boleh lepas dari genggaman gue, dan tubuh Mia gak boleh jauh dari tubuh gue. Apapun akan gue lakukan untuk menjamin Mia akan selalu dalam genggaman gue. Mia adalah milik gue, selamanya.
"Tuan, saya harus bersihkan tubuh Tuan dulu"
Mia berusaha menarik tangannya yang gue genggam. Gue tau gue dan Mia ada di mansion, ditempat yang aman, gak akan ada yang akan rebut dia dari gue ditempat ini. Gak akan ada penyusup masuk dan mengambil Mia dari gue. Tapi kenapa rasanya kulit gue ingin bersentuhan terus dengan kulit Mia
"Mia..."
"Tolong Tuan. Tubuh Tuan banyak sekali darahnya"
Mia menarik tangannya dengan kuat hingga terlepas dari genggaman gue. ARGH tarikannya yang cukup kuat membuat bahu gue yang cedera sakit. Tapi gue berusaha mengontrol raut gue supaya Mia gak liat gue kesakitan.
Mia memulai memeras handuk yang sudah basah dengan air diwadah yang dia ambil dari kamar mandi. Gue tatap Mia yang kini matanya fokus pada bagian wajah gue yang dia bersihkan. Gue ikuti kemanapun wajah Mia bergerak dan tangannya begitu lembut dan hati-hati membersihkan wajah dan leher gue. Mia ternyata cantik juga, cantik dan misterius. Ada sesuatu yang masih jadi misteri pada diri Mia, yang harus gue cari tau. Tapi untuk saat ini, gue mau menikmati wajah cantik Mia.
"Kenapa tadi lo bilang gitu?"
"Bilang apa Tuan?"
Di mata Mia ada binar yang gue suka. Matanya cantik, bibirnya penuh dan indah, rasanya ingin gue cium dan lumat bibir itu sampai pagi.
"Gue gak boleh berkelahi. Kenapa lo ngomong gitu?"
Mia tiba-tiba berhenti membasuh wajah dan leher gue dan menarik handuk itu mendekat ke dadanya.
"Maaf Tuan, saya tidak..."
"Kenapa Mia?"
Badan Mia menegang beberapa saat. Dengan nada bicara yang sedikit bergetar dia mulai membuka mulutnya
"Saya, saya tidak suka melihat darah dan orang-orang yang terluka. Lebam di wajah Tuan banyak...."
"Lo harus tau, ini hidup gue, ini biasa buat gue."
"Tuan terbiasa terluka?"
"Ya"
"Apa Tuan juga terbiasa menyakiti orang?"
"Ya"
Mia tiba-tiba terdiam, raut wajahnya berubah dan gue sedikit melihat kalau tubuhnya menegang untuk beberapa saat dan rileks lagi tak lama setelahnya. Ada raut takut di wajahnya, ada gurat kengerian dimatanya. Gue narik dan hembuskan nafas yang dalam. Kenapa Mia belum paham juga.
"Mia, lo udah tau dan gue udah bilang dari awal kalau...."
"Saya mengerti Tuan"
Mia motong jawaban gue tiba-tiba dengan jawaban singkatnya. Seketika itu juga gue tarik kursi Mia mendekat dengan tangan kanan gue yang masih berfungsi normal. Wajah Mia sedikit terkejut dengan gerakan gue. Sekarang kaki dan paha Mia gue apit diantara kaki dan paha gue. Wajah Mia tertunduk dan gue rasa dia menatap posisi kaki kita berdua. Gue elus paha kirinya dengan tangan kanan gue. Gue elus naik turun dress piyamanya yang halus itu. Shit gue merasa penis gue mulai tegang. Sabar..sabar.. gue tau lo kangen Mia, sabar junior.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TEMPTATION (21+)
Romance🔞🔞🔞🔞 3/4 dari buku ini isinya 21+ 🔞🔞🔞🔞 Read at your own risk Nicholas Payne, laki-laki maskulin, cerdas dan sangat tampan, berusia 27 tahun pemilik club malam terbesar di Amerika, pemilik perusahaan penyewaan tentara bayaran, The Punisher da...