Misha yang mencium aroma ini seperti familiar. Ini seperti...
"Kau ome--
Ada apa ini"
Misha yang mendengar ada suara yang memotong pembicaraan langsung menoleh ke sumber suara.
Berbeda dengan Zayyan yang sedang tergesa-gesa memakai baju, untung saja ia tadi langsung merampas handuk yang berada di tangan Misha setelah mengatainya kurang ajar. Jika tidak, mungkin dirinya tidak mempunyai wajah lagi di depan ayahanda-nya yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
Benar, Misha tidur di kamar Zayyan, sedangkan Zayyan tidur kamar tamu. Dunia sedang di buat terbalik sejenak oleh Tuhan.
Mari kita melihat keadaan Misha yang tengah membatu kaku seraya memandang ke arah pintu. Perasaan kesal, marah, bahagia, dan rindu akan bercinta bercampur aduk menjadi satu saat melihat paras Zeus setelah beberapa hari tidak bertemu.
Sedangkan Zeus sendiri memandang Misha biasa saja, bahkan terkesan datar.
Tapi jika lebih teliti, pada sorot mata Zeus tergambar kerinduan yang tak seberat rindu Dilan kepada Milea.
Tentu saja rindu, rindu untuk bercinta dengan Misha. Walaupun ia sering bercinta dengan Mirhael, tapi ia tidak pernah merasakan nikmat.
Berbeda saat ia bercinta dengan Misha, saat ia menyatu dengan Misha ia merasakan ada sesuatu yang mengalir deras di dalam tubuhnya.
Apalagi lubang Misha yang membuatnya tidak ingin berhenti. Lubang Misha sangat nikmat, mungkin kata 'surga dunia' sangat cocok untuk lubang semut Misha.
Tidak seperti lubang Mirhael yang sedikit lower. Maklum saja, ia mendapat Mirhael yang sudah bekas. Benar, ia menikahi seorang janda. Ia terpaksa menikahinya karena di desak oleh 'seseorang'
Terkesan brengsek memang, tapi ia tidak peduli. Selagi ia merasa puas, ia tidak akan memperdulikan apapun.
Zayyan yang berdiri di tengah-tengah ayahanda dan oknum yang telah melecehkannya hanya mampu melihat keduanya dengan raut keheranan.
Kenapa mereka bertatap-tatapan begitu lama, pikirnya.
Jika Misha yang melihat ayahandanya begitu lama ia tidak heran. Karena sudah biasa jika omega melihat ayahnya seperti itu, bahkan ada yang lebih gila.
Tapi jika ayahanda-nya menatap Misha seperti itu, perlu di pertanyaankan.
Setaunya, ayahnya tidak pernah menatap omega manapun kecuali ibunya.
Tapi mengapa sekarang ia menatap Misha seperti itu.
"Ayahanda" panggil Zayyan yang di anggap angin lalu oleh mereka berdua.
"Ayahanda"
Zeus langsung mengalihkan pandangannya menuju Zayyan yang sudah memakai pakaian lengkap namun masih berantakan.
"Kenapa pakaianmu berantakan, Zayyan?" tanya Zeus datar.
Awalnya ia kaget saat masuk kedalam kamar 'anak'nya. Seharusnya ia melihat anaknya sudah berpakaian rapi, namun ia malah melihat punggung polos Zayyan, dan sang oknum malah sibuk mencari baju. Sepertinya Zayyan harus ikut pelajaran bangsawan lagi.
"Ta-tadi tidak--
-Kenapa kau membawaku kemari Zeus"
Misha menatap Zeus nyalang, sedangkan yang di tatap hanya menatap datar kemudian terkekeh berat.
"Karena kau istri dan ibu dari anakku, Mimi" jawab Zeus.
Misha yang mendengarnya sedikit tidak mengerti.
Jika ibu dari anak Zeus itu memang benar, karena ia sedang mengandung anak Zeus, tapi ia bukan ibu Zayyan.
Tapi jika istri, tunggu, istri?
Heii, kapan ia menikah, ia tidak merasa jika sudah menikah. Tapi jika kawin ia merasa, karena ia sudah melakukannya beberapa kali dengan Zeus.
"Istri?, haha. Aku maklumi sifat pelupamu karena kau sudah tua, Zeus. Tapi aku ingatkan, aku bukan istrimu. Apalagi kita tidak pernah menikah" Misha tertawa kecil ketika melihat wajah Zeus yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
"Sepertinya dia baru ingat berkat ucapanku" pikir Misha dangkal.
"Kau istriku, bahkan semua orang tau jika kita telah menikah, Mimi" jelas Zeus datar.
"Haha, lelucon apalagi--
Kau memang sudah menikah dengan ayahanda, Misha"
.
.
.Vote ya orang baik, makasii
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigran Abal-abal
RandomPemuda desa yang harus merawat pria asing yang ternyata orang penting.