⋇⋆✦⋆⋇
"Eughhh....."
Felix terbangun bersama lenguhan khas dalam bangun tidurnya. Sedikit meremas kepala dengan wajah mengernyit merasakan sedikit kepeningan yang mendera."SsssssArghh!"
Tak hanya itu, dia juga merasakan nyeri hampir di sekujur badan yang bahkan luka sobekan pun tercipta di kening juga perihnya sayatan kecil di jemarinya.
Tapi sepertinya sekarang bukanlah waktu untuk merasakan seluruh rasa sakit itu dimana mata lentiknya melebar sempurna bersama nafas yang mulai terdengar berat.
Jemari penuh sayatan itu di hempas kasar oleh sang empu ke tanah susah payah untuk meringkus diri.
Deburan debu akibat jajakan kakinya pun mengudara. "RHEINOOOOOO!!!" Innernya berseru lantang saat punggung kecilnya telah tersudutkan bersama jari-jari menutup mulut dengan berhenti bernafas.
"GRHHHH!" Suara ini tidak berasal dari Felix maupun rheino yang Felix teriakkan dalam batin.
Melainkan, suara itu berasal dari hembusan nafas seekor makhluk besar yang membuat Felix meringkus diri saat ini.
Makhluk itu sangatlah besar dan tinggi seukuran dengan kingkong.
Tapi kingkong gede banget gak sih?
Kayaknya gak segede itu deh, mungkin seukuran beruang.
Tapi ini bukan masha and the bear ya. Apalagi masha nya pakek bandana warna biru. Kalau itumah para ahjumma musuh bebuyutannya hyukjae ahjussi.
Dan dibandingkan beruang, dia lebih mirip serigala. Hanya ukurannya saja yang sebesar beruang.
⋇⋆✦⋆⋇
"Heuhhh... Heuhhh..."
Lega nafas felix dimana hewan besar itu telah meninggalkan dirinya. Meremas jaket bagian dada seolah sedang meremas jantungnya.
Tertatih, susah payah mencoba berdiri. Kepala menoleh ke kanan kiri. Kelereng caramelnya berkeliling menyadari jika dirinya berada dalam sebuah GUA.
BRUGKH!
runtuh!
Dia yang baru saja berdiri dan sudah kembali terhempas ke tanah bersama isakan tak bersuara.
Ya, felix menangis. Air matanya mengalir deras tanpa suara bersama tatapan matanya yang mulai kosong memandang lurus keluar mulut gua.
Isakan diam dan nafasnya menjadi tak beraturan dimana jemari menutup mulutnya sendiri memastikan dirinya tak membuat keributan.
Sayangnya, semua itu semakin membuat dirinya kesakitan.
Dadanya semakin terasa sesak dan penuh seolah tak ada ruang untuk dirinya bernafas.
Sesak dan terlalu penuh dia memukul dadanya bahkan kakinya pun bergelut dengan tanah seolah seluruh dunia telah menyakitinya.
Semakin felix menahan tangis suaranya,
Semakin sakit relung hatinya.
Jari kecilnya semakin terluka sebab goresan bebatuan kecil yang ia acak-acak menciptakan sayatan sayatan baru di sana.
Sudah cukup, akalnya sepertinya telah menghilang. Tak peduli lagi jika si hewan besar itu datang menemukan dirinya atau lebih parahnya memangsa dirinya.
Sepertinya felix tak lagi peduli.
"AAAAAAAAAARRRRRRGGGGGHHHHH!!!!!!"
Jeritan prustasinya.
ya, dia berseru sangat lantang. Seruan itu pun menggema di seluruh gua.
Beberapa hewan cantik seperti burung dan kupu-kupu tampak terbang entah kemana. Tentu saja mereka dibuat kaget oleh jeritan tersebut.
"Hahahahah"
"Ahahaha~"
Dan saat burung itu mengepakkan sayapnya terbang jauh ke langit, langit biru pekat itu berubah menjadi begitu sangat cerah.
Tak hanya itu, suara tawa kegembiraan pun terdengar ceria seceria sinar matahari.
❃.✮:▹◃:✮.❃